"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan
di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang
siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nisaa':100)
Sudah lama ingin menuliskan kisah hijrah ini, tapi entah mengapa baru dapat saya sampaikan..
Saya dulu dari MTs dan melanjutkan ke MAN,tapi saya dulu belum terlalu fanatik sekali tentang jilbab yang begitu lebar.
Semenjak MTs saya suka heran dengan mba-mba rohis yang jilbabnya lebar,
dan setiap bertemu saya, selalu menjabat tangan dan cipika cipiki,
padahal saya tidak mengenal mereka. Lalu saya berkaca, "kenapa ya mba2
itu?" padahal jilbab saya gak selebar mereka. Saya tidak faham bahwa
itulah sebaik2nya pakaian muslimah. Pemahaman agama saya teramat sangat
lemah, meski saat itu sekolah memfasilitasi taklim pekanan.
Selang waktu berlalu takdir Allah ternyata mengizinkan saya untuk
tinggal dan menuntut ilmu di belahan bumi-Nya yang lain. Dari situ sebenarnya sudah ada keinginan untuk berhijab
lebar, karena Qadarallah, justru kedekatan pada Allah sangat terasa
ketika saya menjadi sosok yg single fighter di negeri orang. Segala
keluh kesah hanya bermuara pada Allah dan airmata. Namun, apalah daya,
seumuran anak MAN seperti saya kala itu, sendirian dan tidak punya
pemahaman yg mantap ttg Islam dan pakaian muslimah, akhirnya niatan
berhijab lebar pun hanya sekedar niatan semu.
Dulu saya tidak faham apa itu berhijab syar'i, yang hanya saya tau
muslimah itu diwajibkan menutup aurat. Meskipun bgitu, saya sempat
berpikir, andaikan kala itu saya lebih lama lagi di kota orang, pasti
saya sudah berhijab lebar. Karna saya melihat kedamaian di wajah
muslimah yg berhijab lebar dan rapi. Terlebih lagi waktu itu sedang
booming film Ketika Cinta Bertasbih, di mana pemain utamanya mayoritas
berlatar belakang pendidikan yg syar'i dan mengenakan pakaian kehormatan
bagi muslimah. ��
Walau niat utk berhijab lebar kala itu tidak terealisasi sempurna, tidak
sekalipun saya ingin menanggalkan hijab saya meski banyak yang bertanya
"Buat apa dipakai di sini, kan kamu bukan bagian dari mereka.", "Apakah kamu
setiap saat kamu harus mengenakannya?", "Kalau mandi dicopot gak?"
Haha.. Saya tau ak hirnya, menurut mereka Jilbab ini hanya kebudayaan, bukan bagian yg melekat dari agama seseorang.
Beberapa waktu berlalu dan kembalilah saya ke kota asal saya, dan
masih mengenakan jilbab yang "yaaah yang penting nutupin kepala dan
leher laah". Namun terKadang, kenyataannya , berada di kota yang
membebaskan seorang muslimah berhijab sesuai syariat malah melalaikan
saya utk taat kepadaNya.
Hingga akhirnya di tahun 2015, tepatnya tgl 21 Agustus , pag. Itu saya ingin pergi kuliah dengan hijab syar'i.
.
Bismillah...
Ketika itu saya malu-malu, hingga saya memilih utk menutupinya dengan jaket yang agak besar agar orang rumah tidak menyadari.
Saya tidak punya khimar yg syar'i maka saya ambil 2 lembar kerudung paris agar idak tembus pandang. :D
Setelah 2- 3 hari, akhirnya teman2 menyadari perubahan saya dan suka kepo tanya "koq skarang udah berubah?"
Saya tidak pernah mnjawab dengan serius, tapi kali ini saya akan menulis
dengan jujur. Bahwa semua berasal dari kecemburuan saya kepada seorang
akhwat yang hanya saya tau namanya dan tulisan2nya.. Saya cemburu, sebab
bagi saya Ia lebih mencintai Allah ketimbang saya mencintai Allah. Ia
lebih bersemangat berdua-duaan dengan Allah, sedangkan saya masih lalai.
Akhwat itu membuat saya ingin mengejar cintaNya, Allah. Apakah akhwat
itu mengetahui saya? YA. Hanya saja saya pun tau, dalam hatinya mgkin
tersimpan rasa tidak suka yang begitu besar terhadap saya. Sehingga itu
menyulitkan saya utk menyampaikan padanya. Mengapa begitu? Mungkin hanya
jadi rahasia Allah, Ia dan Saya.
Walau berawal dari niatan itu, pelan-pelan saya menulusuri segala hal yg
berkaitan dengan Islam dan bagaimana seharusnya muslimah itu
berpakaian.. Allah..
Berislam sejak lahir tapi baru kali itu saya ingin belajar Islam (semoga Allah mengampuni keterlambatan ini).
Seperti orang yg sangat haus akan ilmu, saya menggali ilmu praktis
melalu internet dan video2 islami, namun masih terasa ada kekosongan
bila tidak berilmu dari majelis. Akhirnya saya mencoba bergabung lagi di
halaqoh yg bertahun2 prnah saya tinggalkan. Dan sebaliknya, saya
tinggalkan pertemuan2 yg tidak ada manfaatnya, perlahan aKhirnya
teman-teman saYa menyadari bahwa saya mgkin tidaK Asik lAgi untuk diajak
ngumpul atau sekedar nonton bAreng.
Dan suatu ketika, dalam renungan saya di perjalanan, airmata saya
mengalir sambil memandang langit, (agak Lebay) , mensyukuri betapa
kuasanya Allah menggiring saya menuju kepadaNya. Meski harus melalui org
lain. Ya muqallibal quluub, tsabbit quluubana 'alaa diinnik. La hawla
wa la quwwata illa billaah...
baru itu saya faham betul makna menutup aurat.
Saya tidak tau apakah ini yang dinamakan hidayah.. Saya hanya bersyukur
bahwa saat ini nikmat iman dan Islam itu begitu meresap di hati. Selalu
ada perasaan sangat hina setelah melakukan dosa. Tidak seperti dulu yang
merasa biasa saja. Astaghfirullah ...
Hijrah ke penampilan yang syari pula akhirnya menginspirasi saya untk
menjadi bagian pjuang dakwah dalam berhijab syar'i dengan berdagang
khimar. Hitung2 mengikuti jejak Rasulullah dalam menyebarkan dakwah
melalui jalur berdagang..bukan bergadang :P Ingin memudahkan diri sndiri
jika ingin membeli khimar dan memudahkan teman-teman yg lain. Rasanya
juga jadi haru setiap ada teman yg pelan2 ingin merubah penampilannya..Namun bukan berarti hijrah ini tanpa ujian. Saat teman-teman sanak
saudara senang melihat perubahan saya, ternyata kekhawatiran itu dtg
dari orgtua sendiri. Suatu malam, mendidih kepala ayah dan ibu saya
sebab mereka melihat perubahan saya ini tidak wajar. Krna saya pelan2
mendalami ilmu yang sunnah, saya pun meninggalkan perkara bid'ah yang
terkadang masih ada dalam keluarga, dan ternyata itu memancing amarah
kedua orgtua saya yg barangkali khawatir saya terikut aliran sesat dsb.
Saya dan ibu berlinang airmata. Panas rasanya hati dan telinga ini
mendengar kekhawatiran Ayah dan Ibu yg begitu besar, sehingga kata2
terdengar perih bagai sembilu. Ingin rasanya menjelaskan dengan lancar
dan lembut bahwa semua ini saya lakukan semata-mata krna ingin meraih
cintanya Allah, namun suara saya tenggelam dalam isak tangis berjam-jam.
Tapi ternyata dari situ lah akhirnya pelan2 perubahan saya sedikit bisa
diterima. ibu saya pun perlahan mengenakan hijab syar'i, tidak pernah
lagi saya lihat ibu melilitkan hijabnya, meski terkadang ibu masih lupa
mengenakan kaus kaki, tapi saya bersyukur bhwa orgtua akhirnya mengerti
jalan hijrah ini penting..
Kemudian suatu hari, saya pun akhirnya memberanikan diri menemui akhwat
yang turut berjasa dalam perjalanan hijrah ini. Saling bertukar cerita
sekedarnya dan bicara perkara hati dan perempuan. Awkward memang, tapi
saya harus cukup senang dgn pertemuan pertama itu. Meski saya tau,
sampai detik ini mungkin Ia tak bisa menerima sepenuhnya keinginan saya
untuk menjadi saudarinya, karna lagi-lagi hati wanita itu sulit dijamah.
Saya pun tak tau mengapa. Namun doa selalu saya selipkan untuknya agar
suatu hari kami bertemu dalan keadaan yg lebih baik dan Allah meridhoi
pertemuan itu.Dan perjalanan hijrah ini tidak akan semanis tanpa rahmat dan kasih
sayangNya kepada hambaNya yg masih berselimut dosa ini. Sungguh, dengan
berawal dari memperbaiki penampilan kemarin, serasa Allah jadi lebih
dekat, dan tidak ada permasalahan yAng terlalu sulit untuk diselesaikan.
Senin, 09 November 2015
Kehidupan
Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas, tapi kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain, kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi, kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain, kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia, kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita, kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan.
Selasa, 06 Januari 2015
MOTIVASI DALAM MANAJEMEN
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere
yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam
manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Kemampuan seorang manajer dalam
memotivasi bawahannya akan mempengaruhi efektifitas manajer, bawahan dan
perusahaann. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan
mampu meramalkan perilaku dan kinerja bawahannya.
Di bawah ini
merupakan beberapa pengertian dari motivasi yaitu:
a. Menurut Malayu
S.P. Hasibuan (2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
b. Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
c. Menurut Marihot
Tua Efendi Hariandja (2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan
mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
d. Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam
mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta organisasi
untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Bagian
Motivasi
Beberapa
motivasi dibagi menjadi dua jenis Yaitu :
A.
Motivasi
Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran
mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata
lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu
memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan
maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya
pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata – mata karena merasa memperoleh
kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
B.
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi
yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi
yang terhormat atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman, dan lain –
lain.
3. Fungsi
Motivasi
Beberapa fungsi motivasi,yaitu :
a. Meningkatkan
efektifitas manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi pada para bawahannya.
b.
Menjadikan para staf/karyawan
bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya.
c.
Mencapai kepuasan hasil pekerjaan
dengan keefisiensian waktu namun meningkatkan jumlah produksi.
d.
Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam
suatu perusahaan.
4.
Tujuan
Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146)
adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f.
Menciptakan suasana dan hubungan
kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas
dan partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i.
Mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat
dan bahan baku
5. Jenis
– jenis Motivasi
Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai
berikut:
a.
Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka
akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan
dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
6.Teori
– teori Motivasi
Beberapa
teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang bisa menjadi sumber untuk perusahaan
dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawannya adalah:
A. Teori Frederic Higlene
Teori dua faktor tentang motivasi, yaitu faktor yang
membuat seseorang tidak puas dan faktor yang disebut pemuas/motivator itu
prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pekerjaan itu sendiri.
B. Teori Harapan
Teori ini beragumen bahwa melakukan suatu tindakan
bergantung pada kekuatan harapan, dan teori ini mengharapkan seseorang karyawan
dapat termotivasi untuk menjalankan kinerja yang baik
C. Teori Keadilan
Teori ini berasumsi bahwa karyawan
dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya.
7.
Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi
adalah sebagai berikut :
a.
Tujuan
Dalam
proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
b.
Mengetahui
kepentingan
Hal
yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
c.
Komunikasi
efektif
Dalam
proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d.
Integrasi tujuan
Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh
laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
e.
Fasilitas
Manajer
penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f.
Team
Work
Manajer
harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.
8.
Model-Model Motivasi
a.
Model
Tradisional
Model tradisional ini digunakan
untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan
berhasil, para menajer menggunkan sistem upah insentif, semakin banyak mereka
menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan
mereka.
b.
Model
Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu
para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para karyawan dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih
banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
pekerjaannya.
c.
Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu
karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi
karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini,
bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuannya masing-masing.
9.
Bentuk – bentuk Motivasi
a. Kompensasi dalam bentuk uang.
b. Pengarahan dan pengendalian.
c. Penetapan pola pekerjaan yang aktif.
d. Kebajikan.
10.
Langkah – langkah Meningkatkan
Motivasi
a. Memberikan training kepada karyawan.
b. Memberikan reward bagi karyawan yang
berprestasi.
c. Melakukan pendekatan untuk
mengoptimalkan kinerja karyawan.
d. Mengadakan kegiatan khusus untuk
membangun rasa kekeluargaan dalam organisasi.
11.
Metode
Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi
adalah sebagai berikut:
a.
Motivasi
Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non
Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian,
penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b.
Motivasi
Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi
Tidak langsung
adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja
yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
12.
Prinsip-prinsip
Dalam Motivasi Kerja
Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa terdapat beberapa
prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja,
pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang
jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip Pengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai)
mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
e. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja
apa yang diharapkan oleh pemimpin.
13.
Prespektif
Motivasi
a.
Perspektif Behavioral
Menekankan
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat
memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa
insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan
perhatian pada perilaku yang tepat danmenjauhkan mereka dari perilaku yang
tidak tepat (Emmer, dkk, 2000)
b. Perspektif Humanistis
Menekankan pada kapasitas murid untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka
terhadap orang lain. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa
kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan
yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi
perhatian khusus yaitu aktualisasi diri.
c. Perspektif Kognitif
Pemikiran murid akan memandu
motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer,
2000; Zimmerman & Schunk, 2001). Jadi perspektif behavioris memandang
motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan
perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan.
Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut White (1959) tentang motivasi
kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan
mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara
efisien.
d. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan
orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan
hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin
dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,
keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan
suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan lebih senang bersekolah
(Baker, 1999; Stipek, 2002).
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau
UIN SUSKA RIAU atau yang lebih
lengkapnya Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau –
Pekanbaru. Merupakan kampus madani yang terletak di
dua daerah di kota Pekanbaru, daerah Panam dan Sukajadi. Kampus yang lebih
akrab disebut UIN Suska Riau ini sebelumnya
merupakan Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim (IAIN
SUSQA) Pekanbaru berdiri pada tanggal 19 September 1970 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 194 Tahun 1970. Institut ini
diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal
19 September 1970 yang berupa penandatanganan piagam dan pelantikan Rektor
pertama Bapak Prof. H. Ilyas Muhammad Ali.
Namun berdasarkan Peraturan
Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Perubahan IAIN
Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru menjadi UIN Sultan Syarif
Kasim Riau, pada tanggal 9 Februari 2005, perubahan status terjadi dan
di resmikan menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau oleh Presiden RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Dan
kemudian Menteri Agama RI menetapkan Organisasi dan Tata kerja UIN
Suska Riau berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun
2005 tanggal 4 April 2005.
IAIN Sulthan Syarif Qasim
Pekanbaru ini pada mulanya berasal dari beberapa
Fakultas dari Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta yang kemudian dinegerikan,
yaitu Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Riau di Pekanbaru, Fakultas Syariah
Universitas Islam Riau di Tembilahan, dan Fakultas Ushuluddin Mesjid Agung
An-Nur Pekanbaru.
Dengan persetujuan Pemerintah Daerah, maka
Institut Agama Islam Negeri Pekanbaru ini diberi nama dengan Sulthan Syarif
Qasim, yaitu nama Sulthan Kerajaan Siak Sri Indrapura ke-12 atau terakhir, yang
juga nama pejuang nasional asal Riau. Pengambilan nama ini mengingat jasa-jasa
dan pengabdian beliau terhadap negeri, termasuk di bidang pendidikan.
IAIN Susqa Pekanbaru ini mengambil tempat kuliah pada mulanya di
bekas sekolah Cina di Jl. Cempaka, sekarang bernama Jl. Teratai, kemudian
dipindahkan ke masjid Agung An-Nur. Lalu pada tahun 1973, barulah IAIN Susqa
menempati kampus Jl. Pelajar (Jl. K.H. Ahmad Dahlan sekarang). Bangunan pertama
seluas 840 m2 yang terletak di atas tanah berukuran 3,65 Ha dibiayai sepenuhnya
oleh Pemerintah Daerah dan diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Riau, Arifin Achmad, pada tanggal 19 Juni 1973.
Ketika didirikan, IAIN Susqa hanya terdiri
atas tiga Fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, dan Fakultas
Ushuluddin. Namun sejak tahun 1998, IAIN Susqa mengembangkan diri dengan membuka
Fakultas Dakwah. Fakultas ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia No. 104 Tahun 1998 tanggal 24 Pebruari 1998. Fakultas
ini pada mulanya berasal dari Jurusan Dakwah yang ada pada Fakultas Ushuluddin.
Pada tahun 1997 telah berdiri pula Program Pascasarjana/PPs IAIN SUSQA
Pekanbaru.
Keinginan untuk memperluas bidang kajian di
IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru muncul melalui Seminar Cendikiawan Muslim
(1985), Seminar Budaya Kerja dalam Perspektif Islam (1987), dan dialog ulama
serta cendikiawan se-Propinsi Riau. Tiga tahun berturut-turut (1996, 1997,
1998) melahirkan rekomendasi: Agar IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru membuka
program studi baru (umum). Melalui keputusan rapat senat IAIN Susqa tanggal 9
September 1998 yang menetapkan perubahan status IAIN Susqa menjadi Universitas
Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, maka dilakukan persiapan secara
bertahap.
Mulai pada tahun akademik 1998/1999 telah
dibuka beberapa program studi umum pada beberapa fakultas, seperti program
studi Psikologi pada Fakultas Tarbiyah, program studi Manajemen dan Manajemen
Perusahaan pada Fakultas Syari’ah, dan program studi Ilmu Komunikasi pada
Fakultas Dakwah. Pada tahun akademik 1999/2000 IAIN telah pula membuka Program
Studi Teknik Informatika. Satu tahun kemudian, tepatnya tahun akademik
2000/2001, dibuka pula Program Studi Teknik Industri. Kedua program studi
terakhir ini untuk sementara ditempatkan di bawah administrasi Fakultas Dakwah.
Pada tahun akademik 2002/2003 program studi
umum yang ada pada fakultas di atas dan ditambah beberapa program studi baru,
ditingkatkan menjadi fakultas yang berdiri sendiri. Fakultas-fakultas tersebut
adalah Fakultas Sains dan Teknologi dengan Jurusan/Program Studi Teknik
Informatika, Teknik Industri, Sistem Informasi, dan Matematika; Fakultas
Psikologi dengan Jurusan/Program Studi Psikologi; Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial dengan Program Studi Manajemen, Akuntansi dan Manajemen Perusahaan
Diploma III; dan Fakultas Peternakan dengan program studi Ilmu Ternak dengan
konsentrasi Teknologi Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak dan Teknologi
Pakan dan Nutrisi.
Dengan demikian, pada tahun akademik
2002/2003, IAIN Susqa sebagai persiapan UIN SUSKA Riau telah mempunyai 8
fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas
Psikologi, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Peternakan.
Peningkatan status IAIN menjadi UIN
dimaksudkan untuk menghasilkan sarjana muslim yang mampu menguasai, mengembangkan, dan
menerapkan ilmu ke-Islaman, ilmu pengetahuan dan teknologi secara intergral, sekaligus
menghilangkan pandangan dikhotomi antara ilmu keislaman dan ilmu umum.
Pengembangan UIN Suska tidak hanya dilakukan
pada bidang akademik semata, seperti melalui pembukaan fakultas-fakultas dan
program-program studi baru, tapi juga diarahkan pada pengembangan di bidang
fisik, sarana, dan prasarana. Dewasa ini UIN Suska telah mempunyai lahan kampus
seluas 84,15 Ha yang terdiri atas 3,65 Ha di Jl. K.H. Ahmad Dahlan dan 80,50 Ha
di Km. 15 Jl. Soebrantas Simpangbaru Panam Pekanbaru.
Lahan kampus di Km 15 Jl. H.R. Soebrantas
tersebut dibebaskan pada tahun 1981/1982 mulanya seluas 60 Ha dan diperluas
pada tahun 2003-2006 menjadi 80,50 Ha. Pada tahun 1995/1996 pembangunan fisik
dilahan ini telah dimulai dan telah berhasil membangun gedung seluas 5.760 m2
untuk 70 lokal ruang kuliah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor
8 Tahun 2005 UIN Suska memiliki 8 fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan fakultas Pertanian dan Peternakan.
Sejak berdirinya IAIN
Susqa sampai menjadi UIN SUSKA hingga sekarang ini telah beberapa kali
mengalami pergantian pimpinan, sebagai berikut :
·
Prof. H. Ilyas Muh. Ali 1970 – 1975
·
Drs. H. A. Moerad Oesman 1975 – 1979
·
Drs. Soewarno Ahmady 1979 – 1987
·
Drs. H. Yusuf Rahman, MA 1987 – 1996
·
Prof. Dr. H. Amir Luthfi 1996 – 2005
·
Prof. Dr. H. M. Nazir 2005 – 2014
·
Prof. Dr. Munzir Hitami, MA 2014 –
Sekarang
Universitas
Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau telah mengembangkan berbagai
program studi yang mendukung penyeleng-garaan program pendidikan tinggi dengan
membuka fakultas, jurusan, dan program studi baru di samping fakultas-fakultas
yang sudah ada sebelumnya.
Adapun fakultas, jurusan, dan program studi
tersebut sebagai berikut:
·
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
·
Fakultas Sains dan Teknologi
·
Fakultas Syari'ah dan Ilmu Hukum
·
Fakultas Tarbiah dan Keguruan
·
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
·
Fakultas Pertanian dan Peternakan
·
Fakultas Psikologi
·
Fakultas Ushuluddin
·
Program Pascasarjana
Sejarah
berdirinya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial tidak dapat dipisahkan dari adanya
keinginan untuk memperluas bidang kajian di IAIN Sulthan Syarif Qasim melalui
seminar Cendekiawan Muslim (1985), Seminar Budaya Kerja dalam Perspektif Islam
(1987), dan dialog ulama serta cendekiawan se-Propinsi Riau tiga tahun
berturut-turut (1996, 1997 dan 1998).
Seminar
melahirkan rekomendasi agar IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru membuka program
studi baru atau program studi umum. Melalui keputusan rapat senat IAIN Sulthan
Syarif Qasim tanggal 9 September 1998 dilaksanakanlah persiapan pembukaan
jurusan/ program studi secara bertahap. Pada tahun akademik 2002/2003
jurusan-jurusan/ program studi umum di atas ditingkatkan menjadi fakultas yang
berdiri sendiri. Kemudian berdirilah Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas
Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan yang terakhir berdirilah
Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Sejak
berdirinya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (2003 s/d sekarang), fakultas
mengalami pergantian pucuk pimpinan hanya satu kali, yaitu pergantian dari Drs.
H. M. Djamil Lunin, Ak (Alm) yang meninggal pada tahun 2007 kepada Dr. Kirmizi,
MBA, Ak.
Penerimaan
mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial telah dimulai sejak tahun
akademik 1998/1999 ketika masih berbentuk jurusan Manajemen dan Manajemen
Perusahaan pada Fakultas Syariah sebanyak … orang. Pada tahun akademik
2002/2003 jurusan Manajemen dan Manajemen Perusahaan statusnya ditingkatkan
menjadi fakultas yang berdiri sendiri menjadi Fakultas Ekonomi dengan
Jurusan/Program Studi Manajemen, Akuntansi dan Manajemen Perusahaan Diploma
III. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 56 Tahun 2006
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 8 tahun
2005 tentang organisasi dan tata kerja UIN Susqa Riau, maka nama Fakultas
Ekonomi berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Sosial. Dan berdasarkan Keputusan
Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.I/426/2007 tanggal 01 November tahun 2007
tentang Prgram Studi pada PTAI untuk penambahan penyelenggaraan program studi
pada Fakultas Ekonomi dan Sosial, yaitu : Administrasi Perpajakan (D-III), Akuntansi
(D-III), dan Manajemen Perusahaan (D-III).
Sejalan
dengan kemajuan Fakultas Ekonomi dan Sosial menyebabkan semakin meningkatnya
minat masyarakat untuk masuk ke fakultas ini. Hal ini terlihat dari jumlah
mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Fakultas
Sains dan Teknologi didirikan pada akhir tahun 2001 sebagai persiapan perubahan
status dari Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim (IAIN SUSQA)
Pekanbaru menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska)
Riau. Cikal bakal berdirinya Fakultas Sains dan Teknologi bermula dari
dibukanya Jurusan Teknik Informatika pada tahun 1999 dan Jurusan Teknik Industri
pada tahun 2001. Pendirian kedua jurusan tersebut berada di bawah naungan
Fakultas Dakwah.
Dengan
adanya kedua jurusan tersebut, maka dibentuklah Fakultas Sains dan Teknologi
dengan:
·
SK Rektor nomor: 163/R/2001 tertanggal
26 Desember 2001
·
Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78).
·
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perubahan IAIN Sultan Syarif Kasim Riau.
·
Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
·
SK Dirjen Dikti nomor: DJ. II/26/2006
tertanggal 20 Februari 2006 tentang izin penyelenggaraan Program Studi jenjang
S1.
Pada
tahun 2002, dibentuk Jurusan Sistem Informasi dan Matematika Terapan, kemudian
pada tahun 2003 dibentuk Jurusan Teknik Elektro dengan program studi Teknik
Elektronika dan Teknik Telekomunikasi. Latar belakang pendirian Fakultas Sains
dan Teknologi beserta jurusan-jurusannya adalah untuk merespon kebutuhan dunia
usaha dan industri yang ada di Propinsi Riau, serta dalam rangka mengantisipasi
pengaruh globalisasi dunia.
Pembangunan
Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Riau merupakan bagian dari
rakyat Indonesia. Perkembangan dunia modern akhir abad ke dua puluh atau awal
abad ke dua puluh satu, ditandai dengan kemajuan ini akan membawa
perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia, baik kehidupan politik, ekonomi
maupun sosial budaya.
Dalam
bidang politik, peraturan kekuasaan dan pengaruh negara-negara maju atas
negara-negara dunia ketiga terus berlanjut. Dalam bidang ekonomi, masyarakat
kota yang agraris menjadi masyarakat industri dengan menggunakan teknologi
modern. Dalam kaitan ini pengaruh negara-negara maju sangat mewarnai ekonomi
bangsa. Dalam bidang sosial budaya, pengaruh budaya asing melalui sistem
komunikasi dan informasi modern menjarak jaringan-jaringan sosial budaya,
sehingga pergeseran nilai masyarakat dalam memandang dunia kehidupan sangat
dirasakan oleh setiap orang.
Sebagai
dampak negatif dari kondisi tersebut dapat diramalkan bahwa arah kehidupan
masyarakat masa mendatang cenderung ke arah materialistis, sekularistis dan
individualistis, karena pengaruh keterbukaan yang dinamis dan rasionalis, yang
pada akhirnya bermuara kepada pergeseran pandangan terhadap nilai-nilai agama.
Dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut, maka peranan para intelektual muslim semakin sangat
penting. Mereka harus mampu mengarahkan kemajuan ilmu dan teknologi bernafaskan
Islami.
Menyadari
kelemahan dan kekurangan akan hal yang demikian maka tokoh agama, pemuka
masyarakat dan pemerintah daerah Riau merasa terpanggil untuk mendirikan
lembaga pendidikan tinggi yang beridentitas Islam. Ide tersebut menjadi
kenyataan dengan usaha membentuk BADAN PELAKSANA AL JAMI’AH AL ISLAMIAH
(BAPELA) Riau yang diketuai oleh Datuk Wan Abdurrahman (Wakil Gubernur KDH Tk.
I Riau). Sebagai salah satu usaha dari BAPELA adalah pendirian Fakultas
Syariah, berdasarkan surat keputusan Menteri Agama No. 79 tahun 1966 tanggal 21
Nopember 1966. Fakultas yang didirikan ini merupakan salah satu Fakultas pada
Universitas Islam Riau (UIR) cabang Tembilahan. Pada waktu yang bersamaan
dilantiklah Haji Abdul Hamid Sulaiman sebagai Dekan.
Penegerian
Fakultas Syariah itu dipersiapkan oleh panitia persiapan penegerian yang
dipersiapkan oleh A. Satar Hakim (Bupati KDH Tk. II Indragiri Hilir di
Tembilahan).
Setelah
di negerikan Fakultas Syariah berinduk kepada IAIN Imam Bonjol Padang.
Berhubungan sulitnya transportasi dan komunikasi, maka dengan SK Menteri Agama
RI No. 99 Tahun 1967 Tanggal 4 September 1967 berpindah induk ke IAIN Sulthan
Thaha Syaifudin Jambi. Tapi juga mengalami kesulitan dan kendala tentang
administrasi, maka dengan SK Menteri Agama RI No. 36 Tahun 1969 tanggal 5 Mei
1969 berpindah ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak diresmikan berdirinya
IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru, yaitu tanggal 16 September 1970 yang
berdasarkan SK. Menteri Agama RI No. 1994 tahun 1970, Fakultas Syariah
Tembilahan resmi berinduk ke IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru.
Semula
Fakultas Syariah hanya berstatus Fakultas Muda yaitu sampai Sarjana Muda saja.
Dengan jurusan Qadha’. Kemudian melalui SK Menteri Agama RI No. 69 Tahun 1982,
tanggal 27 Juli 1982, status Fakultas Syariah ditingkatkan menjadi Fakultas
Madya.
Berdasarkan
SK Menteri Agama RI tersebut Fakultas Syariah menyelenggarakan perkuliahan
tingkat Doktoral Syariah membuka kuliah ditingkat Doktoral dengan jurusan
Qadha’. Hal ini terus berlangsung sampai dimulai Sistim Kredit Semester (SKS)
pada tahun ajaran 1984/1985. Pada saat itu Fakultas Syariah sudah berkembang
menjadi dua jurusan yaitu Peradilan Agama (PA) dan jurusan Perdata/Pidana Islam
(PPI).
Tahun
ajaran 1989/1990 terdapat pula perubahan dan penambahan jurusan, yaitu
Peradilan Agama (PA), Jurusan Perbandingan Mazhab (PM) sebagai jurusan baru,
dan jurusan Mu’amalah Jinayah (MJ) sebagai ganti dari jurusan Perdata dan
Pidana Islam. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun ajaran 1995/1996 terjadi
lagi perubahan jurusan Peradilan Agama (PA) berubah nama dengan Ahwal
al-Syakhshiyah (AS), jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), jurusan
Muamalah Jinayah dimekarkan menjadi dua jurusan yaitu jurusan Muamalah (M) dan
jurusan Jinayah Siyasah (JS). Kemudian pada tahun ajaran 1997/1998 berganti
nama lagi menjadi :
·
Jurusan Ahwal al-Syakhshiyah yang semula
disingkat AS menjadi AH.
·
Jurusan Muamalah tidak ada perubahan
·
Jurusan Perbandingan Mazhab Hukum (PMH)
menjadi Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)
·
Jurusan Jinayah Siyasah (JS) menjadi
Siyasah Jinayah (SJ)
·
Mulai tahun akademi 1998/1999 dibuka :
·
Jurusan Manajemen (MEN)
·
Program D.III Manajemen Perusahaan (MP)
Setelah
berjalan beberapa tahun sesuai dengan tuntutan perubahan status IAIN menjadi
UIN, maka pada tahun 2002 / 2003 jurusan Manajemen (Men) dan Program D3
Manegement Perusahaan (MP) menjadi fakultas tersendiri yang diberi nama
Fakultas Ekonomi. Dengan dimulai sejak tahun itu, maka pelaksana administrasi
dan akademik terpisah dari Fakultas Syariah.
Tetapi
dengan semakin besarnya tuntutan perubahan, maka mulai tahun akademik 2002 /
2003 Fakultas Syariah membuka jurusan baru yaitu Jurusan Ekonomi Islam (EI)
Program Studi Ekonomi Perbankan S1 yang lebih berbasis syariah, yaitu dengan SK
Menteri Agama RI No. E/16/1998.
Kemudian
pada tahun akademik 2003/2004 Fakultas Syariah membuka Program Studi Diploma
Tiga Perbankan Syariah berdasarkan Hasil Rapat senat Universitas dan
dilanjutkan dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor
:Dj.I/178/2007 Tanggal 20 April 2007 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi
pada UIN Sultan Syarif kasim Riau.
Sejalan
dengan visi UIN Suska Riau serta kebutuhan akan ahli-ahli hukum yang
professional saat ini, maka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/284/2007, tanggal 15 Agustus 2007 telah berdiri
Program Studi Ilmu Hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis dan Hukum Tata Negara
yang berada di bawah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau,
sebagaimana tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005,
bahwa diantara Fakultas yang ada di lingkungan UIN Suska Riau adalah Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum.
Menyadari
pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia, khususnya
dalam meningkatkan kualitas masyarakat di Provinsi Riau, maka para tokoh agama,
pemuka masyarakat dan pemerintah daerah Riau, merasa terpanggil untuk perlunya
mendirikan lembaga pendidikan tinggi yang beridentitas Islam. Ide tersebut
diawali dengan membentuk Badan Pelaksana Al Jami’ah Islamiyah (BAPELA) Riau
tahun 1963, yang diketui oleh Datuk Wan Abdurrahman ( Wakil Gubernur KDH Tk. I
Riau pada saat itu). Sebagai usaha nyata dari BAPELA didirikanlah Fakultas
Tarbiyah Universitas Islam Riau (UIR) di bawah Yayasan Lembaga Pendidikan Islam
(YLPI) pada tanggal 18 April 1963 bersamaan dengan tanggal 23 Zulkaedah 1382
H.
Peresmiannya
dilakukan oleh Menteri Agama RI yang diwakili oleh H. Anton Timur Djailani, MA.
bertempat di Aula Kantor Gubernur Riau. Setelah Fakultas Tarbiyah UIR berdiri,
maka usaha berikutnya adalah bagaimana untuk mendapatkan Perguruan Tinggi Islam
Negeri di Daerah Riau. Untuk maksud tersebut BAPELA yang dipimpin oleh Datuk
Wan Abdurrahman dengan didukung oleh Walikota Pekanbaru Tengku Bey dan direstui
oleh Gubernur Riau H. Kaharuddin Nasution, berusaha dengan gigih dan
menyampaikan hasrat tersebut kepada Menteri Agama RI di Jakarta.
Usaha
tersebut menghasilkan keluarnya Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 144/M/A/1964
tanggal 21 September 1964, tentang pemberian mandat kepada Gubernur Riau. Untuk
merealisasi keputusan tersebut, pada tanggal 14 Oktober 1964 Gubernur Riau
sebagai mewakili Menteri Agama RI, membentuk Panitia Persiapan Penegerian
Fakultas Tarbiyah bertempat di Aula Kantor Balai Kota Pekanbaru. Dengan
keputusan Menteri Agama RI Nomor 53 tahun 1965 tanggal 28 Juli 1965 Fakultas
Tarbiyah UIR dinegerikan, sehingga berubah nama menjadi Fakultas Tarbiyah lAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Cabang Pekanbaru.
Selanjutnya
berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 194 tahun 1970 tanggal 9 September
1970, berdirilah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekanbaru. Terdiri dari
Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin di Pekanbaru dan Fakultas Syari'ah di
Tembilahan, yang diresmikan oleh Menteri Agama RI. K. H. Moh. Dahlan pada
tanggal 16 September 1970. Bertempat di Aula Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru,
yang dihadiri oleh rombongan Menteri Agama, Muspida Tk. I Propinsi Riau,
Muspida Tk. II Kotamadya Pekanbaru, Partai-Partai Politik, Ormas Islam, tokoh
masyarakat dan para undangan lainnya.
Atas
persetujuan Pemerintah Daerah Riau dan Menteri Agama RI, maka IAIN yang baru
diresmikan itu diberi nama dengan IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru (IAIN
Susqa) Pekanbaru. Pemberian nama tersebut adalah sebagai peringatan dan
penghargaan terhadap pejuang Nasional asal Riau Sulthan Siak Sri Indrapura XII
(raja terakhir) yaitu almarhum Sultan Syarif Qasim.
Dengan
diresmikannya IAIN Susqa Pekanbaru, maka secara resmi berdiri pula Fakultas
Tarbiyah, yang semula berinduk kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah
berada di bawah naungan IAIN Susqa Pekanbaru.
Pada
tahun 2005 IAIN Susqa Pekanbaru berubah statusnya menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN). Perubahan status ini berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 2
Tahun 2005. Dengan perubahan nama, yang semula Sulthan Syarif Qasim (Susqa)
Pekanbaru, menjadi Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau. Diresmikan pada tamggal 9
Februari 2005, oleh Presiden RI Bapak DR. Susilo Bambang Yudoyono. Seiring
dengan perubahan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah juga mengalami pengembangan
dan perubahan nama, yang disesuaikan dengan fungsi dan ruang lingkupnya, yaitu
menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).
Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim
Riau, meskipun secara yuridis formal baru lahir pada tahun akademi 1998/1999,
tetapi secara historis Fakultas ini telah berusia hampir seperempat abad,
karena embrionya bermula dari Jurusan Ilmu Dakwah yang ada pada Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru .
Peningkatan
status Jurusan Ilmu Dakwah menjadi sebuah Fakultas tersendiri sesungguhnya
telah direncanakan sejak lama. Usaha-usaha yag lebih intensif ke arah itu telah
dimulai sejak tahun akademi 1994/1995. Setahun kemudian yakni 1995/1996,
Jurusan Ilmu Dakwah dimekarkan menjadi dua Jurusan, yaitu Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI) dan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). Kedua
jurusan tersebut sampai tahun akademi 1997/1998 telah berusia labih kurang tiga
tahun dan telah memiliki mahasiswa sebanyak 211 orang dengan rincian; Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam 102 orang dan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam sebanyak 109 orang.
Pada
tahun akademi 1996/1997 telah pula dilakukan pula penjajakan dan konsultasi
kepada Fakultas Ilmu Komunikasi Universiata Padjadjaran Bandung dalam rangka
mempersiapkan dan memperluas jurusan pada Fakultas Dakwah yang akan didirikan,
yang kemudian menghasilkan kesepakatan kerjasama antara IAIN Susqa Pekanbaru
dengan Universitas Padjadjaran Bandung yang direalisir dalam bentuk penandatanganan
naskah kesepakatan berupa Memorandum of Understanding (MoU) pada bulan Januari
1998 dengan nomor; IN/13/R/HM.01/164/1998 dan 684/706/U/1998 yang pelaksanaan
teknisnya dipercayakan pada Fakultas Ushuluddin (Pengasuh Ilmu Dakwah) dan
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung sebagai tindak lanjut
dari MoU tersebut adalah disepakatinya pembukaan Program Studi Strata Satu (S1)
Ilmu Komunikasi dan Diploma Tiga (D3) Pers dan Grafika, untuk melengkapi dua
Jurusan yang sudah ada yaitu jurusan PMI dan BPI pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang kan didirikan.
Untuk
mewujudkan pendirian Fakultas dakwah pada IAIN Susqa Pekanbaru telah dilakukan
berbagai upaya perintisan, diantaranya adalah mengupayakan untuk mendapatkan
pengukuhan secara yuridis formal dari berbagai pihak terkait seperti dari
Departemen Agama sendiri, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dari
Menteri Penday-gunaan Aparatur Negara (Menpan) yang hasilnya adalah
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia tentang
pendirian Fakultas dakwah IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru nomor 104 tahun 1998
tanggal 28 Februari 1998.
Dalam
pada itu telah pula dilakukan seminar dan lokakarya (semiloka) tentang
penyusunan kurikulum Jurusan Ilmu Komunikasi dan Program Studi Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Semiloka tersebut dihadiri oleh dua tokoh dan pakar Komunikasi dari
Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung yaitu; Dr. H. Dedi Mulyana, MA dan Drs.
Elvinaro Enderianto, M.Si menggantikan Drs. Soleh Soemirat Dekan Fikom Unpad
yang berhalangan datang. Semiloka tersebut berhasil merumuskan kurikulum
terpadu antara disiplin Ilmu Komunikasi dan Ilmu Keislaman yang merupakan ciri
khas program studi Ilmu Komunikasi pada IAIN Susqa.
Berbekal
Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 104 ahun 1998 tersebut. Maka secara de
jure Fakultas dakwah IAIN Susqa telah lahir dan terpisah dari Fakultas
Ushuluddin, tetapi secara de facto kelahiran itu baru terealisir pada bulan
September 1998, dalam acara Stadium General Pembukaan Kuliah tahun akademi
1998/1999. Dalam kesempatan itu yang bertindak sebagai pembicara adalah Drs.
Sholeh Soemirat, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung.
Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi hingga tahun ketujuh telah mengalami beberapa
peralihan kepemimpinan lebih kurang tiga kali. Pada waktu didirikan tahun 1998,
Fakultas dakwah mengasuh tiga Jurusan Setrata Satu (S1), yaitu Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) dan
Ilmu Komunikasi (Kom) serta satu Jurusan diploma tiga Pers dan Grafika (D3)
(P&G) dengan pelaksanaan tugas sebagai Dekan pada awal berdiri adalah Drs.
Noor Aini HA dimana beliau masih menjabat sebagai Pembantu Rektor II dan Dr.
Atjeng Achmad Kusiari, MA (al-marhum) sebagai Pembantu Dekan I (Bidang Akademik),
Drs. H Sabaruddin MN, SH selaku Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi dan
Keuangan) serta Drs. H. Sarwan Anthoni sebagai Pembantu
Dekan III ( Bidang Kemahasiswaan ) (tahun 1998-2000).
Pada periode kedu dari tahun 2000-2005) Dekan Fakultas Dakwah adalah Drs. H.
Hidayat, MA Pembantu Dekan I (Bidang Akademik) adalah Drs. H. Ali Abri, MA,
Pembantu Dekan II adalah Drs. Suhaimi.D, M.Si (Bidang Administrasi dan
Keuangan) dan Pembantu Dekan III adalah Drs. Syafaruddin, M.Pd. Pada Periode
berikutnya Pada Bulan April 2005 terpilihlah Dekan baru Periode 2005-2009
sebagai Dekan adalah DR. H. Ali Abri, MA, Pembantu Dekan (Bidang Akademi) Drs.
H. Suhaimi, M.Ag, Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi Umum dan Keuangan)
adalah Drs. Ginda, M.Ag, sedangkan Pembantu Dekan III pada periode yang sama
telah dua kali pergantian karena Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaa)
pertama adalah Drs. Sudirman, M.Ag mengundurkan diri setelah beliau terpilih
dan sempat menduduki jabatannya tersebut kurang lebih enam bulan dan sebagai
penggantinya adalah Elfiandri, M.Si.
Pada
pertengahan tahun 2009 tepatnya pada bulan Mei 2009 Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Suska Riau melakukan pergantian pucuk pimpinan periode 2009-2013
melalui Rapat Senat Fakultas sehingga terpilihlah sebagai Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi adalah Prof. DR. Amril. M, MA sementara Pembantu
Dekan I (Bidang Akademik) masih tetap dijabat oleh Drs. H. Suhaimi, M.Ag,
Pembantu Dekan II (bidang Administrasi Umum dan Keuangan) dijabat oleh
Darusman, M.Ag dan Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaan) dijabat oleh Dra.
Silawati, M.Pd.
Pada
saat usia pendirian Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang baru berusia satu
tahun namun Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau terus
mengembangkan diri dengan melakukan berbagai usaha diantaranya pengembangan
jurusan, salah satunya adalah pembukaan Jurusan Teknik Iformatika. Jurusan ini
sesungguhnya telah direncanakan sejak awal, yakni sejak bulan februari 1998.
Melalui usaha-usaha penjajakan kepada pihak ITB Bandung menghasilkan
kesepakatan dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama (MOU) antara IAIN
Susqa dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) nomor IN/13/R/HM 01/335/1998 dan
nomor 226/KS/K0 1/DN 1.2/1998 tanggal 10 Agustus 1998 yang salah satu diktumnya
berisi kesepakatan untuk membuka Jurusan Teknik Informatika pada tahun akademi
1990/2000 yang pengelolaaan administrasinya dipercayakan kepada Fakultas Dakwah
yang masih muda tersebut. Rencana tersebut diperkuat dengan adanya saling
pengertian antara pihak IAIN Susqa dengan PT. CPI untuk membuka jurusan Tehnik
Informatika pada tahun akademi 1999/2000, dan pihak PT. CPI bersedia memberikan
bantuan tenaga profesional bagi mempersiapkan pembukaan jurusan tersebut. Dua
tahun kemudian tepatnya pada tahun akadei 2001/2002, Fakultas Dakwah mebuka
pula Prigram Studi Baru, Teknik Industri yang juga mendapat bantuan tenaga
profesional dari PT. CPI. Sehingga pada tahun akademi 2001/2002, Fakultas
Dakwah megasuh lima program studi strata satu (S1) dan satu program Diploma
Tiga (D3).
Pada
tahun 2002/2003 Fakultas Dakwah merencanakan pula untuk membuka satu jurusan
program S1 yaitu jurusan Manajemen Dakwah dan satu jurusan maatematika.
Pembukaan jurusan matematika ini dimaksudkan untuk mendampingi Jurusan Tehnik Informatika
dan Teknik Industri, yang pada tahun akademi 2002/2003 dilepas dari
Fakultas Dakwah dan ditingkatkan menjadi Fakultas tersendiri, Yaitu Fakultas
Sains dan teknologi, sebagai bagian dari program peningkatan status IAIN dari
Intitusi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Syarif KasimRiau.
Sehingga pada tahun akademi 2002/2003 ini Fakultas Dakwah tidak lagi mengasuh
program studi eksak.
Fakultas Dakwah hanya
mengasuh empat jurusan strat satu dan satu jurusan diploma tiga (D3) yaitu;
a.Jurusan Strata satu (S1)
1) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
2) Bimbingan dan penyuluhan Islam (BPI)
3) Ilmu Komunikasi (Kom)
4) Manajeman Dakwah (MD)
a.Jurusan Strata satu (S1)
1) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
2) Bimbingan dan penyuluhan Islam (BPI)
3) Ilmu Komunikasi (Kom)
4) Manajeman Dakwah (MD)
b. Jurusan Diploma Tiga (D3) Pers dan Grafika
(P&G).
Fakultas
Pertanian dan Peternakan (FAPERTAPET) adalah fakultas ke delapan di lingkungan
Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau yang didirikan pada Tahun 2002
dengan nama Fakultas Peternakan. Fakultas ini lahir sebagai proses peningkatan
status Institut Pertanian Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri
(UIN) yang terwujud dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomer 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Perubahan Institut Agama
Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru menjadi Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska).
Tuntutan
peningkatan sumberdaya manusia di bidang ilmu dan akselerasi fungsi serta
peningkatan konstribusi Fakultas Peternakan UIN Suska Riau dalam pendidikan,
maka fakultas terus berbenah dan mengembangkan diri. Tahun 2006 Fakultas
Peternakan berubah nama menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FAPERTAPET)
dengan dikeluarkannya peraturan Menteri Agama RI nomor 56 Tahun 2006.
Saat
ini FAPERTAPET telah memiliki 2 Program Studi (prodi) yaitu Prodi Peternakan
dan Prodi Pertanian. Prodi Peternakan dibuka pada Tahun Akademik 2002/2003 dan
telah memilik 3 konsentrasi, yaitu: Teknologi Produksi Ternak (TPT), Teknologi
Hasil Ternak (THT), Teknologi Pakan dan Nutrisi (TPN)
Program
Studi Pertanian dibuka pada Tahun Akademik 2007/2008 berdasarkan surat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Nasional No.
728/D/T/2007 Tanggal 29 Maret 2007 tentang Rekomendasi Penyelenggaraan
Program-program Studi baru di UIN Suska Riau yang direncanakan memiliki 6 konsentrasi,
yaitu: Teknologi Hasil Pertanian (THP), Komunikasi Pertanian (KP), Agronomi
(AGR), Agribisnis (AGB), Perkebunan dan Hama Penyakit Tumbuhan (HPT) yang
selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan.
Saat
ini FAPERTAPET UIN Suska Riau beralamat di kampus II (Kampus Raja Ali Haji) Jl.
Soebrantas Km. 14,5 Panam Pekanbaru dengan sumberdaya dosen sebanyak 36 orang,
staf administrasi 13 orang, laboran 1 orang, jumlah mahasiswa sebanyak 695
orang, dan alumni 137 sejak 2006.
Abad
ke-21 merupakan era global. Pesatnya kemajuan teknologi, khususnya teknologi
komunikasi membawa masyarakat dunia ke dalam wilayah tanpa batas. Kemajuan ini
telah menghapuskan jarak wilayah untuk saling berkomunikasi antar masyarakat
dan bangsa.
Melalui
media komunikasi masyarakat mengenal budaya asing, kebiasaan, moralitas,
perilaku keseharian, ilmu pengetahuan dan teknologinya. Penguasaan teknologi
komunikasi dapat mempercepat kemajuan suatu masyarakat. Namun, di sisi lain
dapat pula melahirkan berbagai dampak negatif, antara lain sebagai jaringan
mafia berbagai kejahatan.
Disadari
atau tidak, era globalisasi ikut mempengaruhi kehidupan dalam keluarga. Hal ini
ditandai dengan semakin berkurangnya pendidikan keluarga. Kesibukan orang tua
dan pergeseran nilai asuh para orang tua menyebabkan landasan pendidikan
keluarga semakin melemah. Anak-anak lebih banyak dididik oleh lingkungan yang
tidak terkontrol ditengah-tengah kemajemukan budaya. Dasar perilaku hedonistic
menyebabkan anak memilih kesenangan sesaat yang diperolehnya dari lingkungan
yang tidak terkontrol tersebut, kemudian melahirkan anak-anak yang delinkuen.
Keinginan
masyarakat untuk hidup layak dari sisi ekonomi dan menjadikan kekayaan sebagai
ukuran status sosial, memaksa mereka untuk hidup dengan kerja dan berpikir
keras untuk memperoleh status ekonomi yang tinggi. Dalam perburuan ekonomi ini
sebagian anggota masyarakat sampai keluar dari kaidah perilaku menurut norma
sosial dan ada pula karena berbagai pemicu, tidak mampu mengendalikan dirinya
sehingga masyarakat memandangnya sebagai individu yang tidak normal.
Kemajuan
teknologi yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan umat, bagaimanapun dalam
kenyataanya juga menimbulkan dampak negatif yang perludikontrol dan
diminimalkan. Untuk tujuan ini tentu diperlukan tenaga-tenaga terampil yang
menguasai seluk-beluk perilaku manusia.
Daerah
Riau merupakan suatu daerah yang cukup rawan terhadap dampak negatif kemajuan
teknologi tersebut. Riau sebagai daerah baru perindustrian yang sedang
berkembang pesat dengan jumlah penduduk yang bertambah dengan cepat dan
keragaman suku budaya masyarakat, dapat merupakan pemicu persaingan bagi
perilaku individu yang sehat dan perilaku yang tidak sehat.
Oleh
karena itu masyarakat Riau memerlukan tenaga-tenaga yang terampil di bidang
Psikologi untuk membantu masyarakat menumbuhkan, memelihara, dan memulihkan
kegairahan dan kebahagiaan hidup di dalam kemajuan teknologi. Untuk inilah IAIN
SUSQA (yang sekarang telah berubah status menjadi UIN SUSKA Riau) bertekad
mendirikan jurusan / Program Studi Psikologi Fakultas Tarbiyah pada tahun 1998.
Adapun yang menjadi
dasar pembukaan Program Studi Psikologi adalah :
·
UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
·
PP No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi.
·
Keputusan Menteri Agama RI No. 398 Tahun
1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN SUSQA.
·
Keputusan Menteri Agama RI No.412 Tahun
1993 tentang statuta IAIN SUSQA.
·
Keputusan Mendikbud No.222/U/1998
tentang Pedoman Pendidikan Tinggi.
·
SK.Dirjen Bimbaga Islam No.E/3/98
tanggal 6 januari 1998 tentang pembukaan Jurusan-jurusan baru di lingkungan
IAIN SUSQA.
·
Rekomendasi Dirjen Dikti Depdiknas No.
2486/D/T/2001 tentang pembukaan program-program studi S1 pada IAIN dan STAIN
dalam rangka wider mandate di lingkungan Departemen Agama.
Setelah
tiga tahun berjalan, ternyata jumlah peminat meningkat secara signifikan. Pada
saat itu mahasiswa dari angkatan pertama hingga keempat berjumlah 296 orang.
Namun
meski proses akademik telah berjalan dengan baik, berbagai hambatan untuk
mencapai tujuan masih banyak, bahkan hambatan inipun menimbulkan gejolak di
kalangan mahasiswa. Hambatan tersebut antara lain masalah gelar lulusan yang
masih disangsikan, karena jurusan Psikologi masih di bawah naungan Fakultas
Tarbiyah, kekurangan tenaga dosen yang professional, serta kekurangan sarana
dan prasarana akademik.
Untuk
mengatasi berbagai hambatan dan untuk memacu perkembangan jurusan Psikologi
tersebut, maka terhitung tanggal 11 Mei 2002 Pimpinan IAIN SUSQA memisahkan
manajemen dan administrasi jurusan Psikologi dari Fakultas Tarbiyah, dengan
membentuk perangkat organisasi Fakultas Psikologi.
Kelahiran
sebuah lembaga pendidikan tinggi senantiasa mengikuti tumbuh kembang ilmu
pengetahuan. Perguruan tinggi sebagai institusionalisasi (pelembagaan) dari
suatu cabang pengetahuan atau bahkan untuk sebuah Universitas berupaya secara
sungguh-sungguh untuk mencangkokkan sejumlah cabang ilmu pengetahuan dalam
wujud kumpulan pengetahuan yang lebih lengkap. Perkembangan ilmu pengetahuan di
Perguruan Tinggi biasanya dipilah menjadi sebuah cabang ilmu yang lebih kecil
yang dikaji secara khusus pada sebuah program studi. Namun demikian, ilmu
pengetahuan dalam bentuk apapun senantiasa berpijak di atas suatu paradigma
tertentu. Wilayah kajian, metodologi pendekatan serta kegunaan suatu ilmu harus
berpijak pada paradigma tersebut.
Fakultas
Ushuluddin sebagai salah Fakultas di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam,
mempunyai tugas untuk mengembangkan ilmu-ilmu dasar keislaman yang membicarakan
persoalan-persoalan tentang ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
itu. Namun demikian karena suatu ilmu tidak dapat berdiri sendiri secara
muthlak, maka ilmu Ushuluddin memerlukan ilmu-ilmu lain yang memiliki
karakteristik yang sejenis yaitu ilmu-ilmu yang membicarakan agama secara umum
dan ilmu-ilmu bantu lainnya seperti sosiologi, anthropologi, psikologi dan
lain-lain, yang membicarakan studi agama Islam dalam tataran paradigma sains
secara umum.
Ilmu
Ushuluddin jika dilihat dari sisi paradigma keilmuan, berada dalam lingkungan
filsafat, ilmu tasawuf dan ilmu tafsir hadits serta ilmu agama secara umum.
Oleh karena itu terdapat sejumlah jurusan atau program studi di lingkungan
Fakultas Ushuluddin yaitu: Aqidah Filsafat, Tafsir Hadits, Perbandingan Agama
dan Administrasi Negara.
Ushuluddin
sebagai ilmu harus diletakkan sebagai ilmu murni dalam paradigma ilmu-ilmu
keislaman. Sebagai ilmu murni, Ushuluddin menjadi fondasi bagi perkembangan
ilmu keislaman lain yang tersebar pada sejumlah Fakultas di lingkungan IAIN
yaitu Tarbiyah, Syari’ah, Dakwah dan Adab. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ilmu Ushuluddin sebagai Mother of Islamic Science.
Langganan:
Postingan (Atom)