Senin, 09 November 2015

"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nisaa':100)

Sudah lama ingin menuliskan kisah hijrah ini, tapi entah mengapa baru dapat saya sampaikan..
Saya dulu dari MTs dan melanjutkan ke MAN,tapi saya dulu belum terlalu fanatik sekali tentang jilbab yang begitu lebar.

Semenjak MTs saya suka heran dengan mba-mba rohis yang jilbabnya lebar, dan setiap bertemu saya, selalu menjabat tangan dan cipika cipiki, padahal saya tidak mengenal mereka. Lalu saya berkaca, "kenapa ya mba2 itu?"  padahal jilbab saya gak selebar mereka. Saya tidak faham bahwa itulah sebaik2nya pakaian muslimah. Pemahaman agama saya teramat sangat lemah, meski saat itu sekolah memfasilitasi taklim pekanan.

Selang waktu berlalu takdir Allah ternyata mengizinkan saya untuk tinggal dan menuntut ilmu di belahan bumi-Nya yang lain. Dari situ sebenarnya sudah ada keinginan untuk berhijab lebar, karena Qadarallah, justru kedekatan pada Allah sangat terasa ketika saya menjadi sosok yg single fighter di negeri orang. Segala keluh kesah hanya bermuara pada Allah dan airmata. Namun, apalah daya, seumuran anak MAN seperti saya kala itu, sendirian dan tidak punya pemahaman yg mantap ttg Islam dan pakaian muslimah, akhirnya niatan berhijab lebar pun hanya sekedar niatan semu.


Dulu saya tidak faham apa itu berhijab syar'i,  yang hanya saya tau muslimah itu diwajibkan menutup aurat. Meskipun bgitu, saya sempat berpikir, andaikan kala itu saya lebih lama lagi di kota orang, pasti saya sudah berhijab lebar. Karna saya melihat kedamaian di wajah muslimah yg berhijab lebar dan rapi. Terlebih lagi waktu itu sedang booming film Ketika Cinta Bertasbih, di mana pemain utamanya mayoritas berlatar belakang pendidikan yg syar'i dan mengenakan pakaian kehormatan bagi muslimah. ��
Walau niat utk berhijab lebar kala itu tidak terealisasi sempurna, tidak sekalipun saya ingin menanggalkan hijab saya meski banyak yang bertanya "Buat apa dipakai di sini, kan kamu bukan bagian dari mereka.",  "Apakah kamu setiap saat kamu harus mengenakannya?",  "Kalau mandi dicopot gak?"
Haha.. Saya tau ak hirnya, menurut mereka Jilbab ini hanya kebudayaan, bukan bagian yg melekat dari agama seseorang.

Beberapa waktu berlalu dan kembalilah saya ke kota asal saya, dan masih mengenakan jilbab yang "yaaah yang penting nutupin kepala dan leher laah". Namun terKadang, kenyataannya , berada di kota yang membebaskan seorang muslimah berhijab sesuai syariat malah melalaikan saya utk taat kepadaNya.

Hingga akhirnya di tahun 2015, tepatnya tgl 21 Agustus , pag. Itu saya ingin pergi kuliah dengan hijab syar'i.
.
Bismillah...
Ketika itu saya malu-malu, hingga saya memilih utk menutupinya dengan jaket yang agak besar agar orang rumah tidak menyadari.
Saya tidak punya khimar yg syar'i maka saya ambil 2 lembar kerudung paris agar idak tembus pandang. :D
Setelah 2- 3 hari, akhirnya teman2 menyadari perubahan saya dan suka kepo tanya "koq skarang udah berubah?"

Saya tidak pernah mnjawab dengan serius, tapi kali ini saya akan menulis dengan jujur. Bahwa semua berasal dari kecemburuan saya kepada seorang akhwat yang hanya saya tau namanya dan tulisan2nya.. Saya cemburu, sebab bagi saya Ia lebih mencintai Allah ketimbang saya mencintai Allah. Ia lebih bersemangat berdua-duaan dengan Allah, sedangkan saya masih lalai. Akhwat itu membuat saya ingin mengejar cintaNya, Allah. Apakah akhwat itu mengetahui saya? YA. Hanya saja saya pun tau, dalam hatinya mgkin tersimpan rasa tidak suka yang begitu besar terhadap saya. Sehingga itu menyulitkan saya utk menyampaikan padanya. Mengapa begitu? Mungkin hanya jadi rahasia Allah,  Ia dan Saya.

Walau berawal dari niatan itu, pelan-pelan saya menulusuri segala hal yg berkaitan dengan Islam dan bagaimana seharusnya muslimah itu berpakaian.. Allah..
Berislam sejak lahir tapi baru kali itu saya ingin belajar Islam (semoga Allah mengampuni keterlambatan ini).
Seperti orang yg sangat haus akan ilmu, saya menggali ilmu praktis melalu internet dan video2 islami, namun masih terasa ada kekosongan bila tidak berilmu dari majelis. Akhirnya saya mencoba bergabung lagi di halaqoh yg bertahun2 prnah saya tinggalkan. Dan sebaliknya, saya tinggalkan pertemuan2 yg tidak ada manfaatnya, perlahan aKhirnya teman-teman saYa menyadari bahwa saya mgkin tidaK Asik lAgi untuk diajak ngumpul atau sekedar nonton bAreng.
 Dan suatu ketika, dalam renungan saya di perjalanan, airmata saya mengalir sambil memandang langit, (agak Lebay) , mensyukuri betapa kuasanya Allah menggiring saya menuju kepadaNya. Meski harus melalui org lain. Ya muqallibal quluub, tsabbit quluubana 'alaa diinnik. La hawla wa la quwwata illa billaah...
baru itu saya faham betul makna menutup aurat.
Saya tidak tau apakah ini yang dinamakan hidayah.. Saya hanya bersyukur bahwa saat ini nikmat iman dan Islam itu begitu meresap di hati. Selalu ada perasaan sangat hina setelah melakukan dosa. Tidak seperti dulu yang merasa biasa saja. Astaghfirullah ...

Hijrah ke penampilan yang syari pula akhirnya menginspirasi saya untk menjadi bagian pjuang dakwah dalam berhijab syar'i dengan berdagang khimar. Hitung2 mengikuti jejak Rasulullah dalam menyebarkan dakwah melalui jalur berdagang..bukan bergadang :P Ingin memudahkan diri sndiri jika ingin membeli khimar dan memudahkan teman-teman yg lain. Rasanya juga jadi haru setiap ada teman yg pelan2 ingin merubah penampilannya..Namun bukan berarti hijrah ini tanpa ujian. Saat teman-teman sanak saudara senang melihat perubahan saya, ternyata kekhawatiran itu dtg dari orgtua sendiri. Suatu malam,  mendidih kepala ayah dan ibu saya sebab mereka melihat perubahan saya ini tidak wajar. Krna saya pelan2 mendalami ilmu yang sunnah, saya pun meninggalkan perkara bid'ah yang terkadang masih ada dalam keluarga, dan ternyata itu memancing amarah kedua orgtua saya yg barangkali khawatir saya terikut aliran sesat dsb. Saya dan ibu berlinang airmata. Panas rasanya hati dan telinga ini mendengar kekhawatiran  Ayah dan Ibu yg begitu besar, sehingga kata2 terdengar perih bagai sembilu. Ingin rasanya menjelaskan dengan lancar dan lembut bahwa semua ini saya lakukan semata-mata krna ingin meraih cintanya Allah, namun suara saya tenggelam dalam isak tangis berjam-jam.

Tapi ternyata dari situ lah akhirnya pelan2 perubahan saya sedikit bisa diterima. ibu saya pun perlahan mengenakan hijab syar'i, tidak pernah lagi saya lihat ibu melilitkan hijabnya, meski terkadang ibu masih lupa mengenakan kaus kaki, tapi saya bersyukur bhwa orgtua akhirnya mengerti jalan hijrah ini penting..

Kemudian suatu hari, saya pun akhirnya memberanikan diri menemui akhwat yang turut berjasa dalam perjalanan hijrah ini. Saling bertukar cerita sekedarnya dan bicara perkara hati dan perempuan. Awkward memang, tapi saya harus cukup senang dgn pertemuan pertama itu. Meski saya tau, sampai detik ini mungkin Ia tak bisa menerima sepenuhnya keinginan saya untuk menjadi saudarinya, karna lagi-lagi hati wanita itu sulit dijamah. Saya pun tak tau mengapa. Namun doa selalu saya selipkan untuknya agar suatu hari kami bertemu dalan keadaan yg lebih baik dan Allah meridhoi pertemuan itu.Dan perjalanan hijrah ini tidak akan semanis tanpa rahmat dan kasih sayangNya kepada hambaNya yg masih berselimut dosa ini. Sungguh, dengan berawal dari memperbaiki penampilan kemarin, serasa Allah jadi lebih dekat, dan tidak ada permasalahan yAng terlalu sulit untuk diselesaikan.

Kehidupan





Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas, tapi kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain, kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi, kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain, kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia, kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita, kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan.





Selasa, 06 Januari 2015

MOTIVASI DALAM MANAJEMEN

1.         Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Kemampuan seorang manajer dalam memotivasi bawahannya akan mempengaruhi efektifitas manajer, bawahan dan perusahaann. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku dan kinerja bawahannya.
Di bawah ini merupakan beberapa pengertian dari motivasi yaitu:
a.      Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
b.      Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
c.       Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
d.      Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2.  Bagian Motivasi
Beberapa motivasi dibagi menjadi dua jenis Yaitu :
A.    Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata – mata karena merasa memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
B.     Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman, dan lain – lain.
3. Fungsi Motivasi
Beberapa fungsi motivasi,yaitu :
a.       Meningkatkan efektifitas manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi pada para bawahannya.
b.    Menjadikan para staf/karyawan bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya.
c.    Mencapai kepuasan hasil pekerjaan dengan keefisiensian waktu namun meningkatkan jumlah produksi.
d.   Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam suatu perusahaan.
4.                  Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
a.       Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b.      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c.        Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d.      Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e.       Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f.       Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g.      Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
h.       Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i.        Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j.        Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
5.  Jenis – jenis Motivasi
Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
a.       Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
b.      Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
6.Teori – teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang bisa menjadi sumber untuk perusahaan dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawannya adalah:
A.    Teori Frederic Higlene
Teori dua faktor tentang motivasi, yaitu faktor yang membuat seseorang tidak puas dan faktor yang disebut pemuas/motivator itu prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pekerjaan itu sendiri.
B.     Teori Harapan
Teori ini beragumen bahwa melakukan suatu tindakan bergantung pada kekuatan harapan, dan teori ini mengharapkan seseorang karyawan dapat termotivasi untuk menjalankan kinerja yang baik
C.     Teori Keadilan
Teori ini berasumsi bahwa karyawan dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya.
7.                  Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :
a.       Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
b.       Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
c.       Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d.         Integrasi tujuan     
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
e.        Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f.         Team Work             
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
8.                  Model-Model Motivasi
a.       Model Tradisional
Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer menggunkan sistem upah insentif, semakin banyak mereka menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan mereka.
b.      Model Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan  untuk mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
c.        Model Sumber Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
9.                  Bentuk – bentuk Motivasi
a.    Kompensasi dalam bentuk uang.
b.    Pengarahan dan pengendalian.
c.    Penetapan pola pekerjaan yang aktif.
d.   Kebajikan.
10.              Langkah – langkah Meningkatkan Motivasi
a.     Memberikan training kepada karyawan.
b.    Memberikan reward bagi karyawan yang berprestasi.
c.     Melakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan.
d.    Mengadakan kegiatan khusus untuk membangun rasa kekeluargaan dalam organisasi.
11.              Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
a.       Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b.      Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
12.              Prinsip-prinsip Dalam Motivasi Kerja
Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
a.      Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
b.      Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c.        Prinsip Pengakui Andil Bawahan
 Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d.      Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
e.       Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
13.              Prespektif Motivasi
a.      Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat danmenjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk, 2000)
b.      Perspektif Humanistis
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka terhadap orang lain. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu aktualisasi diri.
c.       Perspektif Kognitif
Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk, 2001). Jadi perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
d.      Perspektif Sosial

Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan lebih  senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002).

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau


UIN SUSKA RIAU atau yang lebih lengkapnya Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau – Pekanbaru. Merupakan kampus madani yang terletak di dua daerah di kota Pekanbaru, daerah Panam dan Sukajadi. Kampus yang lebih akrab disebut UIN Suska Riau ini sebelumnya merupakan Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim (IAIN SUSQA) Pekanbaru berdiri pada tanggal 19 September 1970 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 194 Tahun 1970. Institut ini diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 19 September 1970 yang berupa penandatanganan piagam dan pelantikan Rektor pertama Bapak Prof. H. Ilyas Muhammad Ali.
Namun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Perubahan IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru menjadi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, pada tanggal 9 Februari 2005, perubahan status terjadi dan di resmikan menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau oleh Presiden RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Dan kemudian Menteri Agama RI menetapkan Organisasi dan Tata kerja UIN Suska Riau berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005 tanggal 4 April 2005. 
IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru ini pada mulanya berasal dari beberapa Fakultas dari Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta yang kemudian dinegerikan, yaitu Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Riau di Pekanbaru, Fakultas Syariah Universitas Islam Riau di Tembilahan, dan Fakultas Ushuluddin Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru.
Dengan persetujuan Pemerintah Daerah, maka Institut Agama Islam Negeri Pekanbaru ini diberi nama dengan Sulthan Syarif Qasim, yaitu nama Sulthan Kerajaan Siak Sri Indrapura ke-12 atau terakhir, yang juga nama pejuang nasional asal Riau. Pengambilan nama ini mengingat jasa-jasa dan pengabdian beliau terhadap negeri, termasuk di bidang pendidikan.
IAIN Susqa Pekanbaru  ini mengambil tempat kuliah pada mulanya di bekas sekolah Cina di Jl. Cempaka, sekarang bernama Jl. Teratai, kemudian dipindahkan ke masjid Agung An-Nur. Lalu pada tahun 1973, barulah IAIN Susqa menempati kampus Jl. Pelajar (Jl. K.H. Ahmad Dahlan sekarang). Bangunan pertama seluas 840 m2 yang terletak di atas tanah berukuran 3,65 Ha dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah dan diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau, Arifin Achmad, pada tanggal 19 Juni 1973.
Ketika didirikan, IAIN Susqa hanya terdiri atas tiga Fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, dan Fakultas Ushuluddin. Namun sejak tahun 1998, IAIN Susqa mengembangkan diri dengan membuka Fakultas Dakwah. Fakultas ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 104 Tahun 1998 tanggal 24 Pebruari 1998. Fakultas ini pada mulanya berasal dari Jurusan Dakwah yang ada pada Fakultas Ushuluddin. Pada tahun 1997 telah berdiri pula Program Pascasarjana/PPs IAIN SUSQA Pekanbaru.
Keinginan untuk memperluas bidang kajian di IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru muncul melalui Seminar Cendikiawan Muslim (1985), Seminar Budaya Kerja dalam Perspektif Islam (1987), dan dialog ulama serta cendikiawan se-Propinsi Riau. Tiga tahun berturut-turut (1996, 1997, 1998) melahirkan rekomendasi: Agar IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru membuka program studi baru (umum). Melalui keputusan rapat senat IAIN Susqa tanggal 9 September 1998 yang menetapkan perubahan status IAIN Susqa menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, maka dilakukan persiapan secara bertahap.
Mulai pada tahun akademik 1998/1999 telah dibuka beberapa program studi umum pada beberapa fakultas, seperti program studi Psikologi pada Fakultas Tarbiyah, program studi Manajemen dan Manajemen Perusahaan pada Fakultas Syari’ah, dan program studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah. Pada tahun akademik 1999/2000 IAIN telah pula membuka Program Studi Teknik Informatika. Satu tahun kemudian, tepatnya tahun akademik 2000/2001, dibuka pula Program Studi Teknik Industri. Kedua program studi terakhir ini untuk sementara ditempatkan di bawah administrasi Fakultas Dakwah.
Pada tahun akademik 2002/2003 program studi umum yang ada pada fakultas di atas dan ditambah beberapa program studi baru, ditingkatkan menjadi fakultas yang berdiri sendiri. Fakultas-fakultas tersebut adalah Fakultas Sains dan Teknologi dengan Jurusan/Program Studi Teknik Informatika, Teknik Industri, Sistem Informasi, dan Matematika; Fakultas Psikologi dengan Jurusan/Program Studi Psikologi; Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dengan Program Studi Manajemen, Akuntansi dan Manajemen Perusahaan Diploma III; dan Fakultas Peternakan dengan program studi Ilmu Ternak dengan konsentrasi Teknologi Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak dan Teknologi Pakan dan Nutrisi.
Dengan demikian, pada tahun akademik 2002/2003, IAIN Susqa sebagai persiapan UIN SUSKA Riau telah mempunyai 8 fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Peternakan.
Peningkatan status IAIN menjadi UIN dimaksudkan untuk menghasilkan sarjana muslim yang mampu menguasai, mengembangkan, dan menerapkan ilmu ke-Islaman, ilmu pengetahuan dan teknologi secara intergral, sekaligus menghilangkan pandangan dikhotomi antara ilmu keislaman dan ilmu umum.
Pengembangan UIN Suska tidak hanya dilakukan pada bidang akademik semata, seperti melalui pembukaan fakultas-fakultas dan program-program studi baru, tapi juga diarahkan pada pengembangan di bidang fisik, sarana, dan prasarana. Dewasa ini UIN Suska telah mempunyai lahan kampus seluas 84,15 Ha yang terdiri atas 3,65 Ha di Jl. K.H. Ahmad Dahlan dan 80,50 Ha di Km. 15 Jl. Soebrantas Simpangbaru Panam Pekanbaru.
Lahan kampus di Km 15 Jl. H.R. Soebrantas tersebut dibebaskan pada tahun 1981/1982 mulanya seluas 60 Ha dan diperluas pada tahun 2003-2006 menjadi 80,50 Ha. Pada tahun 1995/1996 pembangunan fisik dilahan ini telah dimulai dan telah berhasil membangun gedung seluas 5.760 m2 untuk 70 lokal ruang kuliah.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005 UIN Suska memiliki 8 fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan fakultas Pertanian dan Peternakan.
Sejak berdirinya IAIN Susqa sampai menjadi UIN SUSKA hingga sekarang ini telah beberapa kali mengalami pergantian pimpinan, sebagai berikut :
·         Prof. H. Ilyas Muh. Ali 1970 – 1975
·         Drs. H. A. Moerad Oesman 1975 – 1979
·         Drs. Soewarno Ahmady 1979 – 1987
·         Drs. H. Yusuf Rahman, MA 1987 – 1996
·         Prof. Dr. H. Amir Luthfi 1996 – 2005
·         Prof. Dr. H. M. Nazir 2005 – 2014
·         Prof. Dr. Munzir Hitami, MA 2014 – Sekarang
Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau telah mengembangkan berbagai program studi yang mendukung penyeleng-garaan program pendidikan tinggi dengan membuka fakultas, jurusan, dan program studi baru di samping fakultas-fakultas yang sudah ada sebelumnya.
 Adapun fakultas, jurusan, dan program studi tersebut sebagai berikut:
·         Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
·         Fakultas Sains dan Teknologi
·         Fakultas Syari'ah dan Ilmu Hukum
·         Fakultas Tarbiah dan Keguruan
·         Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
·         Fakultas Pertanian dan Peternakan
·         Fakultas Psikologi
·         Fakultas Ushuluddin
·         Program Pascasarjana



Sejarah berdirinya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial tidak dapat dipisahkan dari adanya keinginan untuk memperluas bidang kajian di IAIN Sulthan Syarif Qasim melalui seminar Cendekiawan Muslim (1985), Seminar Budaya Kerja dalam Perspektif Islam (1987), dan dialog ulama serta cendekiawan se-Propinsi Riau tiga tahun berturut-turut (1996, 1997 dan 1998).
Seminar melahirkan rekomendasi agar IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru membuka program studi baru atau program studi umum. Melalui keputusan rapat senat IAIN Sulthan Syarif Qasim tanggal 9 September 1998 dilaksanakanlah persiapan pembukaan jurusan/ program studi secara bertahap. Pada tahun akademik 2002/2003 jurusan-jurusan/ program studi umum di atas ditingkatkan menjadi fakultas yang berdiri sendiri. Kemudian berdirilah Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan yang terakhir berdirilah Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Sejak berdirinya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (2003 s/d sekarang), fakultas mengalami pergantian pucuk pimpinan hanya satu kali, yaitu pergantian dari Drs. H. M. Djamil Lunin, Ak (Alm) yang meninggal pada tahun 2007 kepada Dr. Kirmizi, MBA, Ak.
Penerimaan mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial telah dimulai sejak tahun akademik 1998/1999 ketika masih berbentuk jurusan Manajemen dan Manajemen Perusahaan pada Fakultas Syariah sebanyak … orang. Pada tahun akademik 2002/2003 jurusan Manajemen dan Manajemen Perusahaan statusnya ditingkatkan menjadi fakultas yang berdiri sendiri menjadi Fakultas Ekonomi dengan Jurusan/Program Studi Manajemen, Akuntansi dan Manajemen Perusahaan Diploma III. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 56 Tahun 2006 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 8 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja UIN Susqa Riau, maka nama Fakultas Ekonomi berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Sosial. Dan berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.I/426/2007 tanggal 01 November tahun 2007 tentang Prgram Studi pada PTAI untuk penambahan penyelenggaraan program studi pada Fakultas Ekonomi dan Sosial, yaitu : Administrasi Perpajakan (D-III), Akuntansi (D-III), dan Manajemen Perusahaan (D-III).
Sejalan dengan kemajuan Fakultas Ekonomi dan Sosial menyebabkan semakin meningkatnya minat masyarakat untuk masuk ke fakultas ini. Hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.



Fakultas Sains dan Teknologi didirikan pada akhir tahun 2001 sebagai persiapan perubahan status dari Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim (IAIN SUSQA) Pekanbaru menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Cikal bakal berdirinya Fakultas Sains dan Teknologi bermula dari dibukanya Jurusan Teknik Informatika pada tahun 1999 dan Jurusan Teknik Industri pada tahun 2001. Pendirian kedua jurusan tersebut berada di bawah naungan Fakultas Dakwah.
Dengan adanya kedua jurusan tersebut, maka dibentuklah Fakultas Sains dan Teknologi dengan:
·         SK Rektor nomor: 163/R/2001 tertanggal 26 Desember 2001
·         Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78).
·         Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perubahan IAIN Sultan Syarif Kasim Riau.
·         Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
·         SK Dirjen Dikti nomor: DJ. II/26/2006 tertanggal 20 Februari 2006 tentang izin penyelenggaraan Program Studi jenjang S1.
Pada tahun 2002, dibentuk Jurusan Sistem Informasi dan Matematika Terapan, kemudian pada tahun 2003 dibentuk Jurusan Teknik Elektro dengan program studi Teknik Elektronika dan Teknik Telekomunikasi. Latar belakang pendirian Fakultas Sains dan Teknologi beserta jurusan-jurusannya adalah untuk merespon kebutuhan dunia usaha dan industri yang ada di Propinsi Riau, serta dalam rangka mengantisipasi pengaruh globalisasi dunia.



Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Riau merupakan bagian dari rakyat Indonesia. Perkembangan dunia modern akhir abad ke dua puluh atau awal abad ke dua puluh satu, ditandai dengan kemajuan ini akan membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia, baik kehidupan politik, ekonomi maupun sosial budaya.
Dalam bidang politik, peraturan kekuasaan dan pengaruh negara-negara maju atas negara-negara dunia ketiga terus berlanjut. Dalam bidang ekonomi, masyarakat kota yang agraris menjadi masyarakat industri dengan menggunakan teknologi modern. Dalam kaitan ini pengaruh negara-negara maju sangat mewarnai ekonomi bangsa. Dalam bidang sosial budaya, pengaruh budaya asing melalui sistem komunikasi dan informasi modern menjarak jaringan-jaringan sosial budaya, sehingga pergeseran nilai masyarakat dalam memandang dunia kehidupan sangat dirasakan oleh setiap orang.
Sebagai dampak negatif dari kondisi tersebut dapat diramalkan bahwa arah kehidupan masyarakat masa mendatang cenderung ke arah materialistis, sekularistis dan individualistis, karena pengaruh keterbukaan yang dinamis dan rasionalis, yang pada akhirnya bermuara kepada pergeseran pandangan terhadap nilai-nilai agama.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, maka peranan para intelektual muslim semakin sangat penting. Mereka harus mampu mengarahkan kemajuan ilmu dan teknologi bernafaskan Islami.
Menyadari kelemahan dan kekurangan akan hal yang demikian maka tokoh agama, pemuka masyarakat dan pemerintah daerah Riau merasa terpanggil untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi yang beridentitas Islam. Ide tersebut menjadi kenyataan dengan usaha membentuk BADAN PELAKSANA AL JAMI’AH AL ISLAMIAH (BAPELA) Riau yang diketuai oleh Datuk Wan Abdurrahman (Wakil Gubernur KDH Tk. I Riau). Sebagai salah satu usaha dari BAPELA adalah pendirian Fakultas Syariah, berdasarkan surat keputusan Menteri Agama No. 79 tahun 1966 tanggal 21 Nopember 1966. Fakultas yang didirikan ini merupakan salah satu Fakultas pada Universitas Islam Riau (UIR) cabang Tembilahan. Pada waktu yang bersamaan dilantiklah Haji Abdul Hamid Sulaiman sebagai Dekan.
Penegerian Fakultas Syariah itu dipersiapkan oleh panitia persiapan penegerian yang dipersiapkan oleh A. Satar Hakim (Bupati KDH Tk. II Indragiri Hilir di Tembilahan).
Setelah di negerikan Fakultas Syariah berinduk kepada IAIN Imam Bonjol Padang. Berhubungan sulitnya transportasi dan komunikasi, maka dengan SK Menteri Agama RI No. 99 Tahun 1967 Tanggal 4 September 1967 berpindah induk ke IAIN Sulthan Thaha Syaifudin Jambi. Tapi juga mengalami kesulitan dan kendala tentang administrasi, maka dengan SK Menteri Agama RI No. 36 Tahun 1969 tanggal 5 Mei 1969 berpindah ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak diresmikan berdirinya IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru, yaitu tanggal 16 September 1970 yang berdasarkan SK. Menteri Agama RI No. 1994 tahun 1970, Fakultas Syariah Tembilahan resmi berinduk ke IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru.
Semula Fakultas Syariah hanya berstatus Fakultas Muda yaitu sampai Sarjana Muda saja. Dengan jurusan Qadha’. Kemudian melalui SK Menteri Agama RI No. 69 Tahun 1982, tanggal 27 Juli 1982, status Fakultas Syariah ditingkatkan menjadi Fakultas Madya.
Berdasarkan SK Menteri Agama RI tersebut Fakultas Syariah menyelenggarakan perkuliahan tingkat Doktoral Syariah membuka kuliah ditingkat Doktoral dengan jurusan Qadha’. Hal ini terus berlangsung sampai dimulai Sistim Kredit Semester (SKS) pada tahun ajaran 1984/1985. Pada saat itu Fakultas Syariah sudah berkembang menjadi dua jurusan yaitu Peradilan Agama (PA) dan jurusan Perdata/Pidana Islam (PPI).
Tahun ajaran 1989/1990 terdapat pula perubahan dan penambahan jurusan, yaitu Peradilan Agama (PA), Jurusan Perbandingan Mazhab (PM) sebagai jurusan baru, dan jurusan Mu’amalah Jinayah (MJ) sebagai ganti dari jurusan Perdata dan Pidana Islam. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun ajaran 1995/1996 terjadi lagi perubahan jurusan Peradilan Agama (PA) berubah nama dengan Ahwal al-Syakhshiyah (AS), jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), jurusan Muamalah Jinayah dimekarkan menjadi dua jurusan yaitu jurusan Muamalah (M) dan jurusan Jinayah Siyasah (JS). Kemudian pada tahun ajaran 1997/1998 berganti nama lagi menjadi :
·         Jurusan Ahwal al-Syakhshiyah yang semula disingkat AS menjadi AH.
·         Jurusan Muamalah tidak ada perubahan
·         Jurusan Perbandingan Mazhab Hukum (PMH) menjadi Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)
·         Jurusan Jinayah Siyasah (JS) menjadi Siyasah Jinayah (SJ)
·         Mulai tahun akademi 1998/1999 dibuka :
·         Jurusan Manajemen (MEN)
·         Program D.III Manajemen Perusahaan (MP)
Setelah berjalan beberapa tahun sesuai dengan tuntutan perubahan status IAIN menjadi UIN, maka pada tahun 2002 / 2003 jurusan Manajemen (Men) dan Program D3 Manegement Perusahaan (MP) menjadi fakultas tersendiri yang diberi nama Fakultas Ekonomi. Dengan dimulai sejak tahun itu, maka pelaksana administrasi dan akademik terpisah dari Fakultas Syariah.
Tetapi dengan semakin besarnya tuntutan perubahan, maka mulai tahun akademik 2002 / 2003 Fakultas Syariah membuka jurusan baru yaitu Jurusan Ekonomi Islam (EI) Program Studi Ekonomi Perbankan S1 yang lebih berbasis syariah, yaitu dengan SK Menteri Agama RI No. E/16/1998.
Kemudian pada tahun akademik 2003/2004 Fakultas Syariah membuka Program Studi Diploma Tiga Perbankan Syariah berdasarkan Hasil Rapat senat Universitas dan dilanjutkan dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor :Dj.I/178/2007 Tanggal 20 April 2007 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi pada UIN Sultan Syarif kasim Riau.
Sejalan dengan visi UIN Suska Riau serta kebutuhan akan ahli-ahli hukum yang professional saat ini, maka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/284/2007, tanggal 15 Agustus 2007 telah berdiri Program Studi Ilmu Hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis dan Hukum Tata Negara yang berada di bawah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau, sebagaimana tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005, bahwa diantara Fakultas yang ada di lingkungan UIN Suska Riau adalah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum.



Menyadari pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kualitas masyarakat di Provinsi Riau, maka para tokoh agama, pemuka masyarakat dan pemerintah daerah Riau, merasa terpanggil untuk perlunya mendirikan lembaga pendidikan tinggi yang beridentitas Islam. Ide tersebut diawali dengan membentuk Badan Pelaksana Al Jami’ah Islamiyah (BAPELA) Riau tahun 1963, yang diketui oleh Datuk Wan Abdurrahman ( Wakil Gubernur KDH Tk. I Riau pada saat itu). Sebagai usaha nyata dari BAPELA didirikanlah Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Riau (UIR) di bawah Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) pada tanggal 18 April 1963 bersamaan dengan tanggal 23 Zulkaedah 1382 H. 
Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Agama RI yang diwakili oleh H. Anton Timur Djailani, MA. bertempat di Aula Kantor Gubernur Riau. Setelah Fakultas Tarbiyah UIR berdiri, maka usaha berikutnya adalah bagaimana untuk mendapatkan Perguruan Tinggi Islam Negeri di Daerah Riau. Untuk maksud tersebut BAPELA yang dipimpin oleh Datuk Wan Abdurrahman dengan didukung oleh Walikota Pekanbaru Tengku Bey dan direstui oleh Gubernur Riau H. Kaharuddin Nasution, berusaha dengan gigih dan menyampaikan hasrat tersebut kepada Menteri Agama RI di Jakarta.
Usaha tersebut menghasilkan keluarnya Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 144/M/A/1964 tanggal 21 September 1964, tentang pemberian mandat kepada Gubernur Riau. Untuk merealisasi keputusan tersebut, pada tanggal 14 Oktober 1964 Gubernur Riau sebagai mewakili Menteri Agama RI, membentuk Panitia Persiapan Penegerian Fakultas Tarbiyah bertempat di Aula Kantor Balai Kota Pekanbaru. Dengan keputusan Menteri Agama RI Nomor 53 tahun 1965 tanggal 28 Juli 1965 Fakultas Tarbiyah UIR dinegerikan, sehingga berubah nama menjadi Fakultas Tarbiyah lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cabang Pekanbaru.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 194 tahun 1970 tanggal 9 September 1970, berdirilah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekanbaru. Terdiri dari Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin di Pekanbaru dan Fakultas Syari'ah di Tembilahan, yang diresmikan oleh Menteri Agama RI. K. H. Moh. Dahlan pada tanggal 16 September 1970. Bertempat di Aula Mesjid Agung An-Nur Pekanbaru, yang dihadiri oleh rombongan Menteri Agama, Muspida Tk. I Propinsi Riau, Muspida Tk. II Kotamadya Pekanbaru, Partai-Partai Politik, Ormas Islam, tokoh masyarakat dan para undangan lainnya.
Atas persetujuan Pemerintah Daerah Riau dan Menteri Agama RI, maka IAIN yang baru diresmikan itu diberi nama dengan IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru (IAIN Susqa) Pekanbaru. Pemberian nama tersebut adalah sebagai peringatan dan penghargaan terhadap pejuang Nasional asal Riau Sulthan Siak Sri Indrapura XII (raja terakhir) yaitu almarhum Sultan Syarif Qasim.
Dengan diresmikannya IAIN Susqa Pekanbaru, maka secara resmi berdiri pula Fakultas Tarbiyah, yang semula berinduk kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah berada di bawah naungan IAIN Susqa Pekanbaru.
Pada tahun 2005 IAIN Susqa Pekanbaru berubah statusnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Perubahan status ini berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005. Dengan perubahan nama, yang semula Sulthan Syarif Qasim (Susqa) Pekanbaru, menjadi Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau. Diresmikan pada tamggal 9 Februari 2005, oleh Presiden RI Bapak DR. Susilo Bambang Yudoyono. Seiring dengan perubahan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah juga mengalami pengembangan dan perubahan nama, yang disesuaikan dengan fungsi dan ruang lingkupnya, yaitu menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).



Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, meskipun secara yuridis formal baru lahir pada tahun akademi 1998/1999, tetapi secara historis Fakultas ini telah berusia hampir seperempat abad, karena embrionya bermula dari Jurusan Ilmu Dakwah yang ada pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru .
Peningkatan status Jurusan Ilmu Dakwah menjadi sebuah Fakultas tersendiri sesungguhnya telah direncanakan sejak lama. Usaha-usaha yag lebih intensif ke arah itu telah dimulai sejak tahun akademi 1994/1995. Setahun kemudian yakni 1995/1996, Jurusan Ilmu Dakwah dimekarkan menjadi dua Jurusan, yaitu Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). Kedua jurusan tersebut sampai tahun akademi 1997/1998 telah berusia labih kurang tiga tahun dan telah memiliki mahasiswa sebanyak 211 orang dengan rincian; Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam 102 orang dan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam sebanyak 109 orang.
Pada tahun akademi 1996/1997 telah pula dilakukan pula penjajakan dan konsultasi kepada Fakultas Ilmu Komunikasi Universiata Padjadjaran Bandung dalam rangka mempersiapkan dan memperluas jurusan pada Fakultas Dakwah yang akan didirikan, yang kemudian menghasilkan kesepakatan kerjasama antara IAIN Susqa Pekanbaru dengan Universitas Padjadjaran Bandung yang direalisir dalam bentuk penandatanganan naskah kesepakatan berupa Memorandum of Understanding (MoU) pada bulan Januari 1998 dengan nomor; IN/13/R/HM.01/164/1998 dan 684/706/U/1998 yang pelaksanaan teknisnya dipercayakan pada Fakultas Ushuluddin (Pengasuh Ilmu Dakwah) dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung sebagai tindak lanjut dari MoU tersebut adalah disepakatinya pembukaan Program Studi Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi dan Diploma Tiga (D3) Pers dan Grafika, untuk melengkapi dua Jurusan yang sudah ada yaitu jurusan PMI dan BPI pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang kan didirikan.
Untuk mewujudkan pendirian Fakultas dakwah pada IAIN Susqa Pekanbaru telah dilakukan berbagai upaya perintisan, diantaranya adalah mengupayakan untuk mendapatkan pengukuhan secara yuridis formal dari berbagai pihak terkait seperti dari Departemen Agama sendiri, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dari Menteri Penday-gunaan Aparatur Negara (Menpan) yang hasilnya adalah dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia tentang pendirian Fakultas dakwah IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru nomor 104 tahun 1998 tanggal 28 Februari 1998.
Dalam pada itu telah pula dilakukan seminar dan lokakarya (semiloka) tentang penyusunan kurikulum Jurusan Ilmu Komunikasi dan Program Studi Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Semiloka tersebut dihadiri oleh dua tokoh dan pakar Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung yaitu; Dr. H. Dedi Mulyana, MA dan Drs. Elvinaro Enderianto, M.Si menggantikan Drs. Soleh Soemirat Dekan Fikom Unpad yang berhalangan datang. Semiloka tersebut berhasil merumuskan kurikulum terpadu antara disiplin Ilmu Komunikasi dan Ilmu Keislaman yang merupakan ciri khas program studi Ilmu Komunikasi pada IAIN Susqa.
Berbekal Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 104 ahun 1998 tersebut. Maka secara de jure Fakultas dakwah IAIN Susqa telah lahir dan terpisah dari Fakultas Ushuluddin, tetapi secara de facto kelahiran itu baru terealisir pada bulan September 1998, dalam acara Stadium General Pembukaan Kuliah tahun akademi 1998/1999. Dalam kesempatan itu yang bertindak sebagai pembicara adalah Drs. Sholeh Soemirat, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung.
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi hingga tahun ketujuh telah mengalami beberapa peralihan kepemimpinan lebih kurang tiga kali. Pada waktu didirikan tahun 1998, Fakultas dakwah mengasuh tiga Jurusan Setrata Satu (S1), yaitu Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) dan Ilmu Komunikasi (Kom) serta satu Jurusan diploma tiga Pers dan Grafika (D3) (P&G) dengan pelaksanaan tugas sebagai Dekan pada awal berdiri adalah Drs. Noor Aini HA dimana beliau masih menjabat sebagai Pembantu Rektor II dan Dr. Atjeng Achmad Kusiari, MA (al-marhum) sebagai Pembantu Dekan I (Bidang Akademik), Drs. H Sabaruddin MN, SH selaku Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi dan Keuangan) serta Drs. H. Sarwan Anthoni sebagai   Pembantu  Dekan  III  ( Bidang  Kemahasiswaan )  (tahun 1998-2000). Pada periode kedu dari tahun 2000-2005) Dekan Fakultas Dakwah adalah Drs. H. Hidayat, MA Pembantu Dekan I (Bidang Akademik) adalah Drs. H. Ali Abri, MA, Pembantu Dekan II adalah Drs. Suhaimi.D, M.Si (Bidang Administrasi dan Keuangan) dan Pembantu Dekan III adalah Drs. Syafaruddin, M.Pd. Pada Periode berikutnya Pada Bulan April 2005 terpilihlah Dekan baru Periode 2005-2009 sebagai Dekan adalah DR. H. Ali Abri, MA, Pembantu Dekan (Bidang Akademi) Drs. H. Suhaimi, M.Ag, Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi Umum dan Keuangan) adalah Drs. Ginda, M.Ag, sedangkan Pembantu Dekan III pada periode yang sama telah dua kali pergantian karena Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaa) pertama adalah Drs. Sudirman, M.Ag mengundurkan diri setelah beliau terpilih dan sempat menduduki jabatannya tersebut kurang lebih enam bulan dan sebagai penggantinya adalah Elfiandri, M.Si.
Pada pertengahan tahun 2009 tepatnya pada bulan Mei 2009 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau melakukan pergantian pucuk pimpinan periode 2009-2013 melalui Rapat Senat Fakultas sehingga terpilihlah sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah Prof. DR. Amril. M, MA sementara  Pembantu Dekan I (Bidang Akademik) masih tetap dijabat oleh Drs. H. Suhaimi, M.Ag, Pembantu Dekan II (bidang Administrasi Umum dan Keuangan) dijabat oleh  Darusman, M.Ag dan Pembantu Dekan III (Bidang Kemahasiswaan) dijabat oleh Dra. Silawati, M.Pd.
Pada saat usia pendirian Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang baru berusia satu tahun namun Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau terus mengembangkan diri dengan melakukan berbagai usaha diantaranya pengembangan jurusan, salah satunya adalah pembukaan Jurusan Teknik Iformatika. Jurusan ini sesungguhnya telah direncanakan sejak awal, yakni sejak bulan februari 1998. Melalui usaha-usaha penjajakan kepada pihak ITB Bandung menghasilkan kesepakatan dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama (MOU) antara IAIN Susqa dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) nomor IN/13/R/HM 01/335/1998 dan nomor 226/KS/K0 1/DN 1.2/1998 tanggal 10 Agustus 1998 yang salah satu diktumnya berisi kesepakatan untuk membuka Jurusan Teknik Informatika pada tahun akademi 1990/2000 yang pengelolaaan administrasinya dipercayakan kepada Fakultas Dakwah yang masih muda tersebut. Rencana tersebut diperkuat dengan adanya saling pengertian antara pihak IAIN Susqa dengan PT. CPI untuk membuka jurusan Tehnik Informatika pada tahun akademi 1999/2000, dan pihak PT. CPI bersedia memberikan bantuan tenaga profesional bagi mempersiapkan pembukaan jurusan tersebut. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun akadei 2001/2002, Fakultas Dakwah mebuka pula Prigram Studi Baru, Teknik Industri yang juga mendapat bantuan tenaga profesional dari PT. CPI. Sehingga pada tahun akademi 2001/2002, Fakultas Dakwah megasuh lima program studi strata satu (S1) dan satu program Diploma Tiga (D3).
Pada tahun 2002/2003 Fakultas Dakwah merencanakan pula untuk membuka satu jurusan program S1 yaitu jurusan Manajemen Dakwah dan satu jurusan maatematika. Pembukaan jurusan matematika ini dimaksudkan untuk mendampingi Jurusan Tehnik Informatika dan Teknik Industri, yang pada tahun  akademi 2002/2003 dilepas dari Fakultas Dakwah dan ditingkatkan menjadi Fakultas tersendiri, Yaitu Fakultas Sains dan teknologi, sebagai bagian dari program peningkatan status IAIN dari Intitusi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Syarif KasimRiau. Sehingga pada tahun akademi 2002/2003 ini Fakultas Dakwah tidak lagi mengasuh program studi eksak.
Fakultas Dakwah hanya mengasuh empat jurusan strat satu dan satu jurusan diploma tiga (D3) yaitu;
a.Jurusan Strata satu (S1)
    1) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
    2) Bimbingan dan penyuluhan Islam (BPI)
    3) Ilmu Komunikasi (Kom)
    4) Manajeman Dakwah (MD)
b. Jurusan Diploma Tiga (D3) Pers dan Grafika (P&G).



Fakultas Pertanian dan Peternakan (FAPERTAPET) adalah fakultas ke delapan di lingkungan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau yang didirikan  pada Tahun 2002 dengan nama Fakultas Peternakan. Fakultas ini lahir sebagai proses peningkatan status Institut Pertanian Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) yang terwujud dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomer 2 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Perubahan Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska).
Tuntutan peningkatan sumberdaya manusia di bidang  ilmu dan akselerasi fungsi serta peningkatan konstribusi Fakultas Peternakan UIN Suska Riau dalam pendidikan, maka fakultas terus berbenah dan mengembangkan diri. Tahun 2006 Fakultas Peternakan berubah nama menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FAPERTAPET) dengan dikeluarkannya peraturan Menteri Agama RI nomor 56 Tahun 2006.
Saat ini FAPERTAPET telah memiliki 2 Program Studi (prodi) yaitu Prodi Peternakan dan Prodi Pertanian. Prodi Peternakan dibuka pada Tahun Akademik 2002/2003 dan telah memilik 3 konsentrasi, yaitu: Teknologi Produksi Ternak (TPT), Teknologi Hasil Ternak (THT), Teknologi Pakan dan Nutrisi (TPN)
Program Studi Pertanian dibuka pada Tahun Akademik 2007/2008 berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Nasional  No. 728/D/T/2007  Tanggal 29 Maret 2007 tentang Rekomendasi Penyelenggaraan Program-program Studi baru di UIN Suska Riau yang direncanakan memiliki 6 konsentrasi, yaitu: Teknologi Hasil Pertanian (THP), Komunikasi Pertanian (KP), Agronomi (AGR), Agribisnis (AGB), Perkebunan dan Hama Penyakit Tumbuhan (HPT) yang selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan.
Saat ini FAPERTAPET UIN Suska Riau beralamat di kampus II (Kampus Raja Ali Haji) Jl. Soebrantas Km. 14,5 Panam Pekanbaru dengan sumberdaya dosen sebanyak 36 orang, staf administrasi 13 orang, laboran 1 orang, jumlah mahasiswa sebanyak 695 orang, dan alumni 137 sejak 2006.



Abad ke-21 merupakan era global. Pesatnya kemajuan teknologi, khususnya teknologi komunikasi membawa masyarakat dunia ke dalam wilayah tanpa batas. Kemajuan ini telah menghapuskan jarak wilayah untuk saling berkomunikasi antar masyarakat dan bangsa.
Melalui media komunikasi masyarakat mengenal budaya asing, kebiasaan, moralitas, perilaku keseharian, ilmu pengetahuan dan teknologinya. Penguasaan teknologi komunikasi dapat mempercepat kemajuan suatu masyarakat. Namun, di sisi lain dapat pula melahirkan berbagai dampak negatif, antara lain sebagai jaringan mafia berbagai kejahatan.
Disadari atau tidak, era globalisasi ikut mempengaruhi kehidupan dalam keluarga. Hal ini ditandai dengan semakin berkurangnya pendidikan keluarga. Kesibukan orang tua dan pergeseran nilai asuh para orang tua menyebabkan landasan pendidikan keluarga semakin melemah. Anak-anak lebih banyak dididik oleh lingkungan yang tidak terkontrol ditengah-tengah kemajemukan budaya. Dasar perilaku hedonistic menyebabkan anak memilih kesenangan sesaat yang diperolehnya dari lingkungan yang tidak terkontrol tersebut, kemudian melahirkan anak-anak yang delinkuen.
Keinginan masyarakat untuk hidup layak dari sisi ekonomi dan menjadikan kekayaan sebagai ukuran status sosial, memaksa mereka untuk hidup dengan kerja dan berpikir keras untuk memperoleh status ekonomi yang tinggi. Dalam perburuan ekonomi ini sebagian anggota masyarakat sampai keluar dari kaidah perilaku menurut norma sosial dan ada pula karena berbagai pemicu, tidak mampu mengendalikan dirinya sehingga masyarakat memandangnya sebagai individu yang tidak normal.
Kemajuan teknologi yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan umat, bagaimanapun dalam kenyataanya juga menimbulkan dampak negatif yang perludikontrol dan diminimalkan. Untuk tujuan ini tentu diperlukan tenaga-tenaga terampil yang menguasai seluk-beluk perilaku manusia.
Daerah Riau merupakan suatu daerah yang cukup rawan terhadap dampak negatif kemajuan teknologi tersebut. Riau sebagai daerah baru perindustrian yang sedang berkembang pesat dengan jumlah penduduk yang bertambah dengan cepat dan keragaman suku budaya masyarakat, dapat merupakan pemicu persaingan bagi perilaku individu yang sehat dan perilaku yang tidak sehat.
Oleh karena itu masyarakat Riau memerlukan tenaga-tenaga yang terampil di bidang Psikologi untuk membantu masyarakat menumbuhkan, memelihara, dan memulihkan kegairahan dan kebahagiaan hidup di dalam kemajuan teknologi. Untuk inilah IAIN SUSQA (yang sekarang telah berubah status menjadi UIN SUSKA Riau) bertekad mendirikan jurusan / Program Studi Psikologi Fakultas Tarbiyah pada tahun 1998.
Adapun yang menjadi dasar pembukaan Program Studi Psikologi adalah :
·         UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
·         PP No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
·         Keputusan Menteri Agama RI No. 398 Tahun 1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN SUSQA.
·         Keputusan Menteri Agama RI No.412 Tahun 1993 tentang statuta IAIN SUSQA.
·         Keputusan Mendikbud No.222/U/1998 tentang Pedoman Pendidikan Tinggi.
·         SK.Dirjen Bimbaga Islam No.E/3/98 tanggal 6 januari 1998 tentang pembukaan Jurusan-jurusan baru di lingkungan IAIN SUSQA.
·         Rekomendasi Dirjen Dikti Depdiknas No. 2486/D/T/2001 tentang pembukaan program-program studi S1 pada IAIN dan STAIN dalam rangka wider mandate di lingkungan Departemen Agama.
Setelah tiga tahun berjalan, ternyata jumlah peminat meningkat secara signifikan. Pada saat itu mahasiswa dari angkatan pertama hingga keempat berjumlah 296 orang.
Namun meski proses akademik telah berjalan dengan baik, berbagai hambatan untuk mencapai tujuan masih banyak, bahkan hambatan inipun menimbulkan gejolak di kalangan mahasiswa. Hambatan tersebut antara lain masalah gelar lulusan yang masih disangsikan, karena jurusan Psikologi masih di bawah naungan Fakultas Tarbiyah, kekurangan tenaga dosen yang professional, serta kekurangan sarana dan prasarana akademik.
Untuk mengatasi berbagai hambatan dan untuk memacu perkembangan jurusan Psikologi tersebut, maka terhitung tanggal 11 Mei 2002 Pimpinan IAIN SUSQA memisahkan manajemen dan administrasi jurusan Psikologi dari Fakultas Tarbiyah, dengan membentuk perangkat organisasi Fakultas Psikologi.


 8. Fakultas Ushuluddin

Kelahiran sebuah lembaga pendidikan tinggi senantiasa mengikuti tumbuh kembang ilmu pengetahuan. Perguruan tinggi sebagai institusionalisasi (pelembagaan) dari suatu cabang pengetahuan atau bahkan untuk sebuah Universitas berupaya secara sungguh-sungguh untuk mencangkokkan sejumlah cabang ilmu pengetahuan dalam wujud kumpulan pengetahuan yang lebih lengkap. Perkembangan ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi biasanya dipilah menjadi sebuah cabang ilmu yang lebih kecil yang dikaji secara khusus pada sebuah program studi. Namun demikian, ilmu pengetahuan dalam bentuk apapun senantiasa berpijak di atas suatu paradigma tertentu. Wilayah kajian, metodologi pendekatan serta kegunaan suatu ilmu harus berpijak pada paradigma tersebut.
Fakultas Ushuluddin sebagai salah Fakultas di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam, mempunyai tugas untuk mengembangkan ilmu-ilmu dasar keislaman yang membicarakan persoalan-persoalan tentang ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu. Namun demikian karena suatu ilmu tidak dapat berdiri sendiri secara muthlak, maka ilmu Ushuluddin memerlukan ilmu-ilmu lain yang memiliki karakteristik yang sejenis yaitu ilmu-ilmu yang membicarakan agama secara umum dan ilmu-ilmu bantu lainnya seperti sosiologi, anthropologi, psikologi dan lain-lain, yang membicarakan studi agama Islam dalam tataran paradigma sains secara umum.
Ilmu Ushuluddin jika dilihat dari sisi paradigma keilmuan, berada dalam lingkungan filsafat, ilmu tasawuf dan ilmu tafsir hadits serta ilmu agama secara umum. Oleh karena itu terdapat sejumlah jurusan atau program studi di lingkungan Fakultas Ushuluddin yaitu: Aqidah Filsafat, Tafsir Hadits, Perbandingan Agama dan Administrasi Negara.
Ushuluddin sebagai ilmu harus diletakkan sebagai ilmu murni dalam paradigma ilmu-ilmu keislaman. Sebagai ilmu murni, Ushuluddin menjadi fondasi bagi perkembangan ilmu keislaman lain yang tersebar pada sejumlah Fakultas di lingkungan IAIN yaitu Tarbiyah, Syari’ah, Dakwah dan Adab. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu Ushuluddin sebagai Mother of Islamic Science.